Ini Awal Cerita Cak Imin Dijuluki Panglima Santri

Ini Awal Cerita Cak Imin Dijuluki Panglima Santri

Faiq Azmi - detikJatim
Sabtu, 22 Okt 2022 18:37 WIB
Cak Imin Panglima Santri
Cak Imin jelaskan asal-usul julukan Panglima Santri. (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar punya julukan Panglima Santri. Sebutan tersebut juga digaungkan saat Apel Puncak Perayaan Hari Santri Nasional 2022 di Tugu Pahlawan Surabaya hari ini. Ribuan santri juga berikrar menjadi Laskar Santri yang siap 'tunduk' kepada Panglima Santri.

Lalu, kenapa Muhaimin Iskandar dipanggil Panglima Santri? Sejak kapan julukan itu melekat kepada politikus yang juga akrab disapa Cak Imin itu?

"Awalnya jadi tahun 1990-an saya bersama teman se-Jogja dan se-Indonesia mengkaji laskar santri yang dibuat Mbah Hasyim Asy'ari, kok tidak dimasukkan dalam dokumen resmi secara nasional. Kita cari, kita gali, kita bikin arsip dan kerja sama dengan Badan Arsip Nasional," jelas Muhaimin di Tugu Pahlawan, Surabaya, Sabtu (22/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari situ, Cak Imin bersama teman-temannya mengaku mendapatkan fakta sejarah terkait perjuangan santri dahulu melawan para penjajah.

"Kita temukan fakta sejarah itu ada. Fase sejarah itu harus diakui. Maka sejak 1990-an, saya bergerilya melalui forum yakni kirab resolusi jihad Indonesia, berjuang di politik dan akhirnya sampai Presiden Indonesia menyetujui (penetapan Hari Santri)," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

"Alhamdulillah tahun 2019 berhasil, kemudian disusul Undang-Undang Pesantren, Perpres Dana Abadi Pesantren, bahwa mayoritas pesantren kita butuh negara," sambungnya.

Setelah perjuangan hingga Hari Santri dinyatakan sebagai hari besar atau pengakuan negara atas peran santri mengusir penjajah, Cak Imin mengaku diangkat menjadi Panglima Santri oleh Kiai Jember dan Pasuruan.

"Dari kerja 1990-an sampai sekarang, nah kiai di Jember dan Pasuruan mengangkat saya menjadi Panglima Santri. Tapi itu sekadar mandat," jelasnya.

Wakil Ketua DPR RI ini menyatakan, dirinya akan selalu berjuang total di ranah politik untuk memperjuangkan hak-hak dari para santri.

"Saya total berjuang di politik untuk memikirkan mereka, memperjuangkan mereka (santri dan pesantren). Santri harus berjuang merebut haknya, bukan menunggu, tidak akan ada yang memberi kalau menunggu," bebernya.




(hil/dte)


Hide Ads