Pesan Menyentuh Gubernur Khofifah-Ketum PBNU pada Hari Santri Nasional

Pesan Menyentuh Gubernur Khofifah-Ketum PBNU pada Hari Santri Nasional

Faiq Azmi, Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 22 Okt 2022 16:27 WIB
Peringatan HSN 2022 di Jatim
Gubernur Khofifah Indar Parawansa berfoto bersama para santriwati (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2022 di Surabaya berlangsung semarak. Upacara peringatannya digelar di sejumlah titik dengan dihadiri langsung tokoh-tokoh nasional.

Di Surabaya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak para santri selalu siap siaga menjaga martabat kemanusiaan atau hifdzunnafs bangsa Indonesia. Pesan itu sejalan dengan tema Hari Santri Nasional Tahun 2022 yaitu 'Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan'

Dalam catatan sejarah, santri selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia. Santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Santri dengan berbagai latar belakangnya selalu siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara. Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak," ungkap Gubernur Khofifah saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2022, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu (22/10/2022).

Khofifah menjelaskan, ketika Indonesia masih dijajah, para santri tak ragu turun ke medan perang. Bahkan di Surabaya, oleh Kiai Hasyim Asy'ari digelorakan Resolusi Jihad yang membakar semangat para pemuda Surabaya melawan Belanda. Demikian pula, ketika pecah pertempuran lima hari di Semarang, para santri juga berada di garda depan perjuangan.

ADVERTISEMENT

"Di manapun tempatnya santri selalu terlibat aktif dalam membela tanah air memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan melawan penjajah," imbuhnya.

Melalui hari Santri 2022 ini, Khofifah juga menyampaikan harapannya agar ke depan para santri terus membangun keunggulan akhlak hingga sumber daya manusia. Kuatnya karakter dibarengi penguasaan ilmu dan teknologi, responsif dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Sementara itu, Apel Nasional Hari Santri 2022 secara khusus digelar di Jombang. Dalam momentum ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan pesan khusus terhadap para santri. Yakni jangan pamrih atas jasa para kiai yang sudah berjuang melalui Resolusi Jihad.

Apel nasional Hari Santri 2022 yang digelar PBNU itu diselenggarakan di Pondok Pesantren (PP) Tebuireng, Jombang. Acara ini dihadiri Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.

Ribuan santri dan pengurus pesantren di Kabupaten Jombang juga hadir, hingga wali santri seluruh Indonesia ikut menyaksikan melalui daring di 528 titik.

Pada kesempatan ini, Gus Yahya menyampaikan, Hari Santri adalah momentum untuk mengenang jasa para pahlawan sebagaimana hari besar lainnya. Ia menekankan bahwa jasa para kiai yang berjuang dalam Resolusi Jihad bukan hanya jasa untuk para santri saja, melainkan jasa untuk seluruh bangsa Indonesia.

"Pada kenyataannya di dalam sejarah resolusi jihad itu ditujukan kepada pemerintah Republik Indonesia dan kemudian diikuti disambut oleh seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya dari kalangan santri saja tapi semuanya ikut bergerak untuk melakukan perlawanan terhadap upaya kembalinya penjajah sesudah kemerdekaan itu," ujarnya kepada wartawan di lokasi, Sabtu (22/10/2022).

Pesan Gus Yahya pada santri, baca di halaman selanjutnya!

Oleh karena itu, Gus Yahya meminta para santri tidak pamrih atas jasa kiai dalam perjuangan resolusi jihad. Ia menekankan, santri agar lebih memahami nilai dari peringatan Hari Santri.

"Karena itu kita berharap bahwa ini nanti difahami sebagai hari nasional untuk segenap bangsa Indonesia bukan hanya untuk santri saja. Dan juga bahwa ini tidak dijadikan sebagai alasan dari kalangan santri untuk menuntut lebih dengan alasan bahwa dulu pendahulu kita berjasa, kita minta diistimewakan. Tidak, karena jasa dari pendahulu itu adalah jasa untuk segenap bangsa Indonesia bukan untuk kelompok sendiri," ucapnya.

Pemilihan Kabupaten Jombang menjadi lokasi Apel Nasional Hari Santri 2022 ini bukan tanpa alasan. Menurut Gus Yahya, Jombang merupakan titik awal tercetusnya Fatwa Resolusi Jihad.

Seperti diketahui, Hari Santri berawal dari fatwa Resolusi Jihad yang disampaikan oleh KH Hasyim Asy'ari, Pendiri PP Tebuireng, Jombang. Pada 22 Oktober 1945, KH Hasyim Asy'ari memimpin perumusan fatwa Resolusi Jihad di kalangan kiai pesantren.

Fatwa itu berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia dengan melawan kelompok pasukan penjajah yang masih ada di tanah air.

Peringatan HSN 2022 di JatimPeringatan HSN 2022 di Jombang, Jatim Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim

Perjuangan ini melibatkan para ulama dan santri. Kemudian, perjuangan yang berlandaskan jihad kebangsaan tersebut juga melahirkan peristiwa heroik pada 10 November 1945 di Surabaya yang dikenal dengan Hari Pahlawan.

"Hari santri itu didasarkan pada resolusi jihad. Nah resolusi jihad itu dikeluarkan pada pada 22 Oktober, tapi sebelumnya pada 9 September Hadratus syekh Hasyim Asy'ari sudah mengeluarkan fatwa tentang wajibnya melakukan perlawanan terhadap para penjajah. Sehingga sejak itu sudah pecah pertemuan di berbagai daerah," kata Gus Yahnya.

"Nah, tapi semuanya itu berawal dari sini, dari Hadratus syekh KH Hasyim Asy'ari. Karena itu kita ingin mengambil barokah dari tempat ini, barokah kepada Hadratus syekh KH Hasyim Asy'ari. Karena kita masih punya tugas yang sangat besar ke depan," sambungnya.

Pada momentum Hari Santri ini, Gus Yahya juga meminta para santri meneladani nilai pemikiran para kiai terdahulu. Yaitu pertama, memegang teguh etos untuk menuntut ilmu sebaik-baiknya.

Kedua, saat menuntut, harus memegang teguh etos untuk mengembangkan kapasitas rohani sekuat-kuatnya. Sehingga, ilmu yang diterima bukan sebatas ilmu pengetahuan yang dicerna dengan akal tetapi juga kekuatan yang tumbuh dalam jiwa.

"Yang ketiga itu paling penting. Bahwa semua itu dilakukan bukan untuk diri sendiri. Santri itu mencari ilmu bukan untuk kepentingan diri sendiri. Ini harus diingat betul oleh para santri, bahwa santri ini menuntut ilmu supaya bisa melayani sebanyak mungkin orang," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads