F-Gerindra Jatim Desak Dinkes Serius Tangani Kasus Gagal Ginjal Misterius

F-Gerindra Jatim Desak Dinkes Serius Tangani Kasus Gagal Ginjal Misterius

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 21 Okt 2022 12:46 WIB
Human kidney in hands isolated on blue background
Foto: Getty Images/iStockphoto/pepifoto
Surabaya -

IDAI Jatim mengumumkan 13 balita di Jawa Timur meninggal gagal ginjal misterius. Ketua Fraksi Gerindra Jatim, M Fawait meminta dinkes serius tangani kasus gagal ginjal.

"Dinkes Jatim harus mengambil langkah taktis, karena ini korbannya anak-anak. Jangan lambat, segera koordinasi dan ambil kebijakan yang tepat sasaran," kata Fawait dalam keterangannya, Jumat (21/10/2022).

Pria yang akrab disapa Gus Fawait ini mengatakan, kasus gagal ginjal misterius patut diwaspadai, bahkan ia menyebut lebih berbahaya dibanding COVID-19 dan PMK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau COVID-19 menyerang anak dewasa dan anak-anak. Ini (gagal ginjal misterius) hanya ke anak-anak, dan dari kasus jumlahnya sekitar 25 an di Jatim, fatality rate atau kasus meninggalnya tinggi, jangan main-main," jelasnya.

Bendahara DPD Gerindra Jatim ini menyebut, anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapat perhatian serius pemerintah. Oleh sebab itu, Fraksi Gerindra Jatim bahkan siap untuk memperjuangkan anggaran guna mengantisipasi gagal ginjal misterius.

ADVERTISEMENT
Ketua Fraksi Gerindra Jatim, M FawaitKetua Fraksi Gerindra Jatim, M Fawait/ Foto: Faiq Azmi

"Kami akan melakukan banyak hal, anggaran akan kita perjuangkan untuk penanganan ini. Saya minta Dinkes bekerja taktis, jangan bertele-tele, jangan sampai menimbulkan kebingungan di emak-emak," ungkapnya.

"Kalau sampai lambat menangani, dampaknya ini akan sistemik dan jangka panjang. Bayangkan saja anak-anak kita kena gagal ginjal misterius sampai mengancam jiwanya, ini bisa menghambat generasi mendatang kita," sambungnya.

Gus Fawait juga mengimbau masyarakat tidak panik, dan selalu meng-update kabar terbaru soal gagal ginjal misterius. Tak lupa, ia juga meminta warga untuk mengikuti imbauan pemerintah soal larangan memakai paracetamol sirup.

"Jangan sampai telat informasi. Kalau perlu Dinkes setiap hari sosialisasi sampai ke pelosok-pelosok agar warga tahu, dan mengerti perkembangan kasus gagal ginjal misterius. Jangan pakai alasan tidak ada anggaran untuk turun ke bawah, ini soal kemanusiaan, keselamatan anak-anak kita," tandasnya.




(faa/fat)


Hide Ads