Pemkab Trenggalek menetapkan status tanggap darurat bencana setelah diterjang bencana banjir dan longsor di sejumlah kecamatan. Bupati telah menyiapkan langkah penanggulangan.
"Dengan kondisi bencana ini kami sudah tetapkan status tanggap darurat," kata Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, Rabu (19/10/2022).
Menurutnya penetapan status tanggap darurat dilakukan untuk mempermudah proses penanganan dampak banjir maupun tanah longsor, termasuk penggunaan anggaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya berjanji akan berusaha semaksimal mungkin dalam melayani masyarakat yang terdampak banjir maupun tanah longsor.
Untuk membantu proses penanganan dampak bencana, pihaknya juga membuka donasi berbagai kebutuhan untuk para korban banjir.
"Kami persilakan untuk masyarakat lain yang ingin membantu, baik itu pakaian, makanan, susu diapers dan berbagai kebutuhan pokok. Kami siapkan posko utama di pendapa, nanti akan kami distribusikan ke warga terdampak," imbuhnya.
Bupati menambahkan, hingga malam ini jumlah wilayah yang terdampak banjir mencapai 25 desa yang tersebar di lima kecamatan, yakni Trenggalek, Karangan, Pogalan, Gandusari dan Durenan.
Jumlah desa terdampak diprediksi masih akan bertambah, karena limpahan air mengarah ke wilayah Timur.
Sedangkan bencana tanah longsor terjadi di 18 desa yang tersebar di 8 kecamatan. Lokasi tanah longsor berada di 46 titik.
Terkait kondisi tersebut, Bupati mengimbau masyarakat di daerah rawan untuk meningkatkan kewaspadaan. Terlebih prediksi BMKG, cuaca ekstrem masih terjadi di Trenggalek dalam sepekan mendatang.
"Bahkan kalau kita lihat curah hujannya, ternyata lebih tinggi dibandingkan saat banjir 2006 dulu. Makanya untuk hari ini surutnya banjir agak lama," jelasnya.
(hil/fat)