Banjir yang terjadi di Blitar Selatan tahun ini bisa dikatakan paling parah bila dibandingkan banjir yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya banjir hanya terjadi di Kecamatan Sutojayan, kali ini luapan air meluas hingga di 5 kecamatan.
Hujan deras yang merata di wilayah Blitar sejak Minggu (16/10) malam mengakibatkan debit air sungai di beberapa wilayah Blitar Selatan meluap. Luapan air sungai itu meluber hingga ke permukiman warga dan tidak hanya terkonsentrasi di Kecamatan Sutojayan, seperti biasanya.
Sepanjang Sungai Klatak, Kecamatan Panggungrejo, yang lokasinya lebih tinggi dari Sutojayan juga dilanda banjir bah aliran sungai. Data BPBD Kabupaten Blitar sampai Senin sore, 1.179 rumah terdampak banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, di sekitar Sungai Rejoso Kecamatan Binangun air juga meluap menggenangi permukiman warga. Sebanyak 8 rumah terendam di Desa Rejoso, meluas di Desa Salamrejo sebanyak 7 rumah terdampak, dan di Desa Binangun ada 4 rumah kebanjiran.
Banjir juga melanda Kecamatan Wates, Wonotirto serta sebagian wilayah di Kecamatan Kademangan yang posisinya tepat berada di bagian barat Kecamatan Sutojayan.
![]() |
Meluasnya wilayah terdampak banjir otomatis membuat jumlah pengungsi semakin banyak. Pada peristiwa banjir 2017, BPBD Kabupaten Blitar hanya menyiapkan 1 posko pengungsian di Kantor Kelurahan Sutojayan. Pengungsi saat itu tercatat kurang dari 50 orang.
Sedangkan banjir tahun ini membuat sebanyak 465 orang terpaksa diungsikan dari rumahnya. Sementara 1.180 KK terdampak banjir.
"Kemungkinan masih bertambah jumlah pengungsi maupun luasan wilayah yang terdampak banjir. Karena hujan deras masih terus turun. Kami masih melakukan pendataan terus," kata Kepala BPBD Kabupaten Blitar Ivong Berttyanto.
Pada 2018, wilayah Sutojayan juga terendam banjir. Namun, genangan hanya terjadi di Desa Bacem dan tidak sampai ada warta yang mengungsi. Sedangkan pada 2019 hingga 2021, wilayah tersebut bebas banjir.
Sutojayan sebenarnya wilayah langganan banjir. Sejak adanya normalisasi Sungai Bogel yang ditinjau langsung oleh Presiden Jokowi pada 2019, wilayah Sutojayan tidak pernah banjir. Normalisasi tersebut masuk proyek nasional. Melalui proyek tersebut, Sutojayan ditargetkan bebas banjir. Proyek tersebut sebenarnya ditarget tuntas tahun ini.
Namun, tahun ini Sutojayan kembali diterjang banjir. Salah satu pemicunya adalah tingginya intensitas hujan. Sebelum ini, BMKG Karangkates telah memprediksi bahwa hujan akan turun 200 mm/menit. Selain itu, perluasan ahli fungsi lahan yang semula hutan jati jadi lahan tebu di perbukitan Blitar Selatan juga jadi pemicu banjir.
(dpe/dte)