Banjir bandang di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek menyisakan duka bagi keluarga Mahmudi. Rumahnya tertimbun lumpur hingga satu meter.
Bapak delapan anak ini menceritakan detik-detik datangnya banjir bandang yang menerjang rumahnya pada Minggu (9/10). Menurut Mahmudi, pada pukul 19.00 WIB, ia dan keluarganya tengah nongkrong di depan rumah. Saat itu cuaca sedang turun hujan.
"Nongkrong-nongkrong di depan itu sama istri, sama mertua, sama anak saya, semuanya kumpul di sana. Belum tidur karena takut ada banjir," kata Mahmudi saat ditemui di rumahnya, Rabu (12/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beranjak pukul 21.00 WIB air dari Sungai Wancir yang ada di dekat rumahnya mulai meluap ke kawasan perkampungan. Semakin malam curah hujan semakin tinggi, sungai pun akhirnya tersumbat oleh pepohonan dan rumpun bambu.
Dampaknya, limpahan air dari sungai semakin membesar, suara gemuruh arus banjir yang membawa berbagai material terdengar keras.
Mahmudi dan keluarga akhirnya panik. Ia langsung beranjak masuk ke rumah dan mengevakuasi anak-anaknya yang masih kecil dan dibawa lari ke salah satu rumah tetangganya.
"Suaranya air itu sudah seperti di laut, bahkan lebih kencang. Saya lari bawa anak-anak, saya gendong semuanya, saya rangkul, saya bawa ke rumah tetangga yang aman Haji Sus itu dekat pasar," tutur Mahmudi.
Benar saja, setelah Mahmudi menyelamatkan diri bersama keluarga, timbunan lumpur bercampur pepohonan dan sampah hujan menyapu rumahnya.
Barang-barang penting dan perabot rumah tangga hanyut terbawa derasnya banjir bandang. Setelah banjir mulai mereda, Mahmudi mencoba kembali ke rumah dan mendapati fakta yang mencengangkan. "Lumpur ini lebih dari satu meter, nggak bisa ditempati," ucapnya.
Mahmudi mengaku, berbagai perabot rumahnya tidak dapat terselamatkan, termasuk peralatan masak, bahkan surat -surat berharga juga ikut hilang. Hingga kini Mahmudi dan keluarganya masih belum bisa menempati kembali rumahnya.
"Ini nunggu dari Pak Lurah (Pemerintah Desa Tasikmadu) katanya mau dibongkar total, kalau sama yang punya tanah boleh ditempati lagi ya diteruskan dibangun kayak bedah rumah itu," jelasnya.
Baca juga: Sisa Kengerian Banjir Bandang di Trenggalek |
Sedangkan untuk makanan, Mahmudi mengaku mendapatkan bantuan dari dapur umum pemerintah desa setempat. Dapur ini dikelola oleh relawan banjir.
Karena rumahnya belum bisa ditempati, Mahmudi dan keluarganya untuk sementara menumpang di rumah kakaknya di Desa Tasikmadu. Ia berharap dampak banjir bandang tersebut bisa segera tertangani dan bisa kembali bekerja melaut kembali.
"Agar bisa kerja melaut lagi. Kalau seperti ini nggak bisa kerja," katanya.
(abq/iwd)