Pemkot Pasuruan terus berupaya mengembangkan ekonomi kreatif yang menempatkan anak-anak muda sebagai aktornya. Kali ini Festival Kopi digelar untuk menggali potensi-potensi anak muda dalam meracik biji kopi.
Dalam Festival Kopi yang digelar di Gedung Harmonie ini anak-anak muda dikenalkan cita rasa aneka biji kopi dari berbagai daerah di Indonesia. Kompetisi meracik dan menyajikan kopi juga digelar untuk meningkatkan keahlian barista-barista muda.
Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang hadir di arena festival, Selasa (27/9/2022) malam, sangat mengapresiasi event yang digelar Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga serta komunitas Sedulur Kopi Pasuruan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Event seperti ini menjadi pemicu bagi pengembangan industri kreatif yang dapat mengangkat pertumbuhan ekonomi di Kota Pasuruan," kata Gus Ipul.
Gus Ipul ingin kegiatan tersebut terus diadakan sesering mungkin. "Saya ingin sebenarnya kegiatan seperti ini setiap malam, tidak setahun sekali tapi tiap malam. Tidak lagi dibiayai oleh pemkot tetapi akhirnya dibiayai masyarakat yang menjadi bagian dari pengembangan ekonomi di Kota Pasuruan," kata Gus Ipul.
Bahkan Gus Ipul mengharapkan ada tempat khusus yang permanen yang menjadi tujuan masyarakat menikmati produk-produk dari anak muda Kota Pasuruan yang terlibat di dalam industri kreatif, terutama yang berhubungan dengan kopi.
"Malam ini sebagian anak-anak muda mencoba bisnis kuliner menyajikan aneka minuman dan makanan olahan yang merupakan kreativitas dari teman-teman," jelasnya.
Tatit Panji, ketua penyelenggara mengatakan, selama ini kopi hanya dikenal sebagai sajian minuman yang dominan berasa pahit atau asam. Padahal, menurut Panji, saat ini ada banyak varian biji kopi yang jika diolah dengan tepat akan menghasilkan cita rasa kopi yang berbeda dari biasanya.
"Tujuan event ini salah satunya menggali potensi-potensi anak muda Kota Pasuruan dalam meracik biji kopi dan berkreasi aneka cita rasa kopi," kata Tatit.
Lewat event tersebut, Panji mengharapkan ke depannya Kota Pasuruan juga ramai dikunjungi wisatawan karena sajian kopinya.
"Event ini adalah momen bagaimana Kota Pasuruan juga bisa mengenalkan sajian kopinya, sehingga bisa menarik wisawatan," ungkapnya.
Ia juga ingin menampik anggapan bahwa kopi di kafe harus mahal. "Kopi enak tidak harus mahal, karena yang terpenting adalah bagaimana menggrider biji kopinya dengan tepat," imbuhnya.
Festival Kopi digelar tiga hari dan disemarakkan sejumlah talen. Event ini sukses menarik minat anak-anak muda dan pecinta kopi di Pasuruan dan luar kota.
(hil/fat)