Raffi Dimas Baddar (20), wisatawan yang hilang ketika berkemah di Wisata Bukit Krapyak, Mojokerto ditemukan di jurang setelah 16 hari dinyatakan hilang. Dua hal menjadi petunjuk penting bagi Tim SAR sehingga berhasil menemukan korban.
Pencarian Raffi dilanjutkan ke tahap kedua sejak Senin (26/9/2022). Operasi SAR Krapyak 2.0 ini diinisiasi SAR Surabaya dan melibatkan berbagai potensi relawan. Sedikitnya 21 orang yang dibagi dalam 3 search rescue unit (SRU) dikerahkan dalam operasi ini.
Humas Operasi SAR Krapyak 2.0 Saiful Hasan alias Bagong mengatakan petunjuk penting pertama terkait sepeda motor yang digunakan Raffi ke Wisata Bukit Krapyak. Sepeda motor Honda Vario nopol N 5597 TOR itu ternyata milik budhe korban asal Bangil, Pasuruan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia berjanji mengembalikan motor itu Minggu 11 September 2022 jam 3 sore. Artinya, ketika itu survival (Raffi) tidak punya rencana ke mana-mana, kemungkinan dia hanya berniat jalan-jalan, setelah itu turun. Apalagi survival dikenal baik, jujur dan amanah," kata Saiful kepada wartawan di Posko Operasi SAR Krapyak 2.0, Selasa (27/9/2022).
Dari informasi tersebut, lanjut Saiful tim SAR berasumsi Raffi berjalan naik dari lokasi terakhir dia terlihat dalam kondisi hidup pada Minggu (11/9/2022) sore. Yaitu di Petilasan Brawijaya yang letaknya di atas camping ground Wisata Bukit Krapyak. Rekaman video wisatawan lainnya menunjukkan korban berjalan kaki seorang diri menenteng sandal.
"Mungkin ketika dia akan turun mengalami disorientasi (tersesat) atau kecelakaan yang membuat dia tidak bisa gerak," terangnya.
Operasi pencarian tahap 2 terhadap Raffi pun digelar sejak Senin (26/9/2022) pagi. Operasi ini melibatkan 21 orang yang dibagi dalam 3 SRU. Pencarian difokuskan ke Sungai Kretek yang lokasinya di atas camping Ground Wisata Bukit Krapyak maupun Petilasan Brawijaya.
"Karena kalau survival masuk ke cerukan atau lembahan sungai dia tak punya pilihan lain kecuali menuruni sungai selama dia masih hidup," cetusnya.
Pencarian hari pertama baru membuahkan hasil sekitar pukul 15.00 WIB. Petunjuk penting kedua ditemukan Tim SAR. Yakni berupa penemuan sandal selop perempuan di dekat jurang air terjun mati atau air terjun kering.
Sandal tersebut milik teman Raffi yang ikut berkemah di Wisata Bukit Krapyak. Dalam rekaman video wisatawan lain, korban menenteng sandal itu ketika berjalan di Petilasan Brawijaya. Penemuan sandal itu berjarak sekitar 1,8 Km di atas tempat korban berkemah.
"Di lokasi itu, tim juga sudah mencium bau tidak enak, bau jenazah," jelas Saiful.
Pencarian hari kedua pun difokuskan ke area sekitar lokasi penemuan sandal tersebut. Tiga SRU dikerahkan seluruhnya untuk menyisir lokasi yang sama. Operasi SAR Krapyak 2.0 akhirnya membuahkan hasil siang tadi pukul 10.45 WIB. Mereka menemukan Raffi di jurang air terjun mati dalam kondisi sudah tak bernyawa.
Saiful menjelaskan jurang itu mempunyai kedalaman 200 meter. Tubuh Raffi tersangkut di teras jurang sekitar 60 meter di bawah bibir jurang. Tempat ini berjarak 1,96 Km di atas camping ground Wisata Bukit Krapyak tempat korban berkemah bersama teman-temannya. Jurang tersebut berada di lereng timur Gunung Welirang wilayah Tahura R Soerjo. Yaitu di atas Sumber Luwak dan di bawah Putuk Puyang.
"Jarak dari penemuan sandal dekat, cuma medannya yang sulit. Selain sandal, pakaian jenazah juga identik dengan pakaian survival," jelasnya.
Raffi diduga terpeleset hingga terjatuh ke jurang air terjun mati. Terlebih lagi ketika itu korban berjalan tanpa memakai sepatu. Sehingga peluangnya terpeleset sangat tinggi. Jenazahnya ditemukan dengan posisi tengkurap di teras jurang. Hingga pukul 14.30 WIB, Tim SAR masih mengevakuasi korban dari jurang.
"Sampai saat ini masih proses evakuasi dari terasan jurang. Selain medannya sulit, susah mencari tambahan tali. Karena vegetasinya perdu, bukan pepohonan," tandas Saiful.
Raffi dan teman-temannya tiba di wisata Bukit Krapyak, Desa Padusan, Pacet, Mojokerto pada Sabtu (10/9) sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka berkemah di camp ground objek wisata ini sekitar pukul 20.30 WIB. Keesokan harinya sekitar pukul 04.30 WIB, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra Surabaya ini turun ke musala makam Sunan Pangkat untuk salat subuh.
Ketika itu ia bertemu dengan 2 temannya. Korban lantas berjalan kembali ke arah camp ground sekitar pukul 05.00 WIB. Jarak Makam Sunan Pangkat dengan camping ground sekitar 50 meter atau 5 menit berjalan kaki. Namun, sampai siang ternyata Raffi tidak berada di tendanya. Sehingga teman-temannya melapor ke loket wisata Bukit Krapyak sekitar pukul 10.30 WIB.
Sedangkan sepeda motor korban, Honda Vario nopol N 5597 TOR tetap berada di tempat parkir wisata Bukit Krapyak. Raffi terakhir kali terlihat pada Minggu (11/9) sekitar pukul 16.30 WIB. Ketika itu, korban sempat terekam video wisatawan lain di petilasan Brawijaya. Mahasiswa asal Desa Pekoren, Rembang, Pasuruan ini berjalan kaki seorang diri sembari menenteng sandal.
(dpe/iwd)