Siswa SLB di Pacitan Sosialisasi Bahasa Isyarat ke Masyarakat

Siswa SLB di Pacitan Sosialisasi Bahasa Isyarat ke Masyarakat

Purwo Sumodiharjo - detikJatim
Minggu, 25 Sep 2022 13:45 WIB
Sosialisasi bahasa isyarat di Pacitan
Sosialisasi bahasa isyarat di Pacitan (Foto: Purwo Sumodiharjo/detikJatim)
Surabaya -

Ada pemandangan unik di pojok kawasan Alun-Alun Pacitan, Minggu (25/9/2022) pagi. Beberapa orang berkumpul dan saling berbincang. Bukan dengan lisan, melainkan bahasa isyarat.

"Senang bisa belajar dari mereka langsung," ucap perempuan bernama Yani berbincang dengan detikJatim.

Yani adalah satu dari belasan orang yang sengaja berhenti di taman alun-alun di sela jalan pagi. Itu setelah dirinya tertarik dengan brosur yang diberikan para siswa SLB di tempat tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kertas berwarna merah muda itu berisi deretan huruf. Tentu saja bukan alfabet seperti halnya yang lazim digunakan. Karakter yang tertera merupakan lambang bahasa isyarat.

Yani pun menghabiskan waktu puluhan menit untuk mempelajarinya. Meski baru pertama kali melihat, namun hal itu cukup menyita perhatiannya. Dia pun lantas diminta mempraktikkan dengan panduan siswa SLB.

ADVERTISEMENT

"Selama ini lihatnya di TV. Kan selalu ada penerjemahnya dengan bahasa isyarat," papar warga Kecamatan Kota itu.

Belasan siswa SLB Yayasan Keluarga Kependidikan (YKK) memang terlibat langsung pada kegiatan memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional. Mereka menjadi tutor bagi warga yang ingin belajar bahasa komunikasi.

Adalah Rofiq, Baim, dan Fahira. Ketiganya merupakan siswa kelas 3 SD. Mereka memerankan diri sebagai pengajar bagi peserta yang tergabung dalam kelompok masing-masing.

Tidak itu saja. Pada kegiatan yang dihelat mulai pulul 06.30 WIB, sejumlah alumni SLB YKK juga turut serta menjadi tenaga relawan. Di antaranya adalah Mahfud, Risma, dan Tio.

"Ya kalau sekiranya perlu bantuan komunikasi antara anak-anak dengan peserta, saya yang turun tangan," ujar guru bernama Diana.

Kepala SLB YKK Toto Handoyo mengatakan kegiatan sengaja digelar untuk mengenalkan bahasa isyarat kepada masyarakat. Hal itu penting mengingat kebijakan inklusi yang diterapkan pada semua aspek.

Di sisi lain, lanjut Toto, pihaknya juga melihat manfaat lain dari aksi yang melibatkan anak-anak penyandang disabilitas. Yaitu sikap percaya diri dari para siswa yang diasuhnya.

"Saya kira dukungan orang tua juga luar biasa. Mereka tidak lagi minder punya anak berkebutuhan khusus," katanya.

"Anak-anak interaksi sosialnya semakin lancar, sementara masyarakat semakin terbuka dan menerima kehadiran mereka. Ini luar biasa," imbuhnya seraya menyebut ada beberapa siswa SD dan SLTP negeri yang tertarik belajar bahasa isyarat.




(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads