Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) menggelar Sarasehan Politik dengan tema 'Jawa Timur Mencari Pemimpin'. Dalam sarasehan ini, para narasumber menakar peluang Gubernur Jatim petahana Khofifah Indar Parawansa.
Salah satu narasumber, Wakil Rektor Uinsa, Ahmad Zainul Hamdi menyatakan, Pilgub Jatim 2024 akan ditentukan oleh Khofifah. Sebab, kalau Khofifah maju lagi, peluangnya untuk menjabat dua periode terbuka lebar.
"Semua tergantung dari Bu Khofifah, semua menunggu keputusan beliau. Mau maju lagi Pilgub Jatim atau ke Pilpres," kata Zainul di Surabaya, Jumat (23/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zainul menyatakan, peluang Khofifah sebagai Gubernur Jatim dua periode sangat terbuka lebar. Maka dari itu, masih banyak parpol di Jatim yang wait and see.
"Karena kalau dari elektabilitas, Bu Khofifah di Jatim ini masih tertinggi sebagai Cagub," imbuhnya.
Sementara, Ketua Golkar Jatim, M Sarmuji menilai, elektabilitas Khofifah masih belum aman. Sebab, angka di bawah 40% (merujuk survei ARCI) untuk petahana merupakan angka yang tidak besar.
"Karena lawan-lawannya itu belum berkampanye sama sekali. Kalau misal mereka start kampanye, hukum angka survei kalau ada yang naik, pasti ada yang turun," jelasnya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini mengatakan, kurang optimalnya elektabilitas Khofifah disebabkan oleh kebingungan masyarakat, ke mana Mantan Mensos RI ini akan bertarung di 2024.
"Pembelaan saya, bu Gubernur ini bertransformasi dari isu cagub ke capres. Sehingga orang di dalam benaknya terbelah, sudah ada yang memikirkan Bu Khofifah sebagai cagub, ada juga sebagai capres, atau cawapres," jelasnya.
"Sehingga datanya jadi bias (elektabilitas Khofifah). Dan elektabilitasnya Bu Khofifah di bawah 40 persen sebagai cagub karena orang berpikir itu (capres/cawapres)," sambungnya.
Sarmuji menjelaskan hampir di seluruh survei di Jatim sebagai cagub, angka Khofifah berada di bawah 50%. Meski angkanya masih di bawah 50%, Sarmuji tetap yakin Khofifah memiliki basis massa yang real, namun saat ini masih diam.
"Bu Khofifah punya karakteristik khas, di mana beliau punya jaringan Muslimat. Karakter jaringannya diam, kira-kira ibarat listrik kalau belum dipencet saklarnya belum nyala lampunya," ungkapnya.
"Hari-hari penentuan, biasanya jaringan Muslimat itu hidup. Tapi saya tidak tahu, apakah Muslimat sekarang apa masih seperti itu atau bagaimana, tapi saya yakin Muslimat masih seperti itu (solid)," lanjutnya.
Sarmuji juga berpesan kepada Khofifah harus mencermati lembaga survei yang menempatkan elektabilitasnya kurang dari 50%. Karena, sebagai petahana, angka itu kurang menguntungkan.
"Saya harus memberi warning ke Bu Khofifah soal elektabilitas Cagub Jatim, misal beliau maju kembali di Jatim. Ya syukur-syukur kalau maju ke kontestasi nasional, karena saya mencermati ada beberapa kandidat yang ingin beliau maju Cawapres," katanya.
Sementara, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih menilai, kinerja Khofifah selama memimpin Pemprov Jatim terbilang baik.
"Saya kira kinerja beliau, kepedulian beliau ke masyarakat baik. Data juga menunjukkan, angka kemiskinan di Jatim turun di bawah kepemimpinan beliau," tandasnya.
(iwd/iwd)