Seorang nenek warga Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Ponorogo, Ponirah, hidup penuh nestapa. Di usia senjanya, dia hidup sebatang kara di rumah yang tidak layak dan penuh sampah.
Rumah berukuran 15 meter persegi itu penuh dengan sampah. Baik sampah plastik maupun barang rongsokan lain. Saat masuk ke dalam rumah, tak ada barang berharga. Bahkan, kasur untuk tidur pun tampak lusuh dan kotor.
Ponirah sendiri sudah berusia 80 tahun. Setiap hari, dia hanya duduk di teras rumahnya sembari menunggu uluran tangan tetangga yang ingin memberi makan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang Mbah Ponirah hidup sendiri, hidupnya seperti ini. Makan menunggu dikasih tetangga atau ada komunitas yang ke sini," tutur salah seorang warga, Wiji Lestari kepada wartawan, Jumat (23/9/2022).
Wiji menambahkan, Ponirah dulu bekerja sebagai tukang pijat. Namun, sejak 10 tahun lalu, karena usianya sudah renta, dia pun tidak memijat lagi.
"Setelah suaminya meninggal hidupnya semakin terpuruk," terang Wiji.
![]() |
Sedangkan Ketua RT setempat, Khoirul menambahkan, pihaknya bersama lingkungan sudah memperhatikan keadaan Mbah Ponirah. Termasuk laporan ke pemdes setempat hingga ke Pemkab Ponorogo.
"Karena kondisinya sudah tua jadi seperti ini, jalan bisa, tapi ya namanya orang tua, pelan-pelan. Warga sini juga memberikan makanan," imbuh Khoirul.
Sementara, Mbah Ponirah sendiri mengaku mengharapkan uluran tangan warga atau orang lain. Sebab, dia sudah tidak mampu memasak atau bekerja.
"Biasanya ada yang datang ngasih makanan, baru dimakan," pungkas Ponirah.
(hil/dte)