Banjir yang selalu terjadi setiap tahun selama 10 tahun di daerah Karangpoh, Surabaya tahun ini berhasil diatasi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Pada hujan awal tahun 2022, sudah tidak terjadi banjir, karena telah dibangun bozem pada tahun 2021.
"Di Karangpoh itu ada sekitar 10 tahun lebih banjirnya. Di sana itu ada sungai di tengah-tengah masyarakat dan dilewati aliran air. Maka saya tanya, Karangpoh ini dapat limpahan air dari mana? Kalau begitu apakah tanah Pemkot Surabaya di sana? Mereka jawab ada, sehingga dibuatkan bozem," kata Eri kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (20/9/2022).
Dengan bozem, aliran air tidak langsung masuk ke dalam sungai dan. Hasilnya, di akhir tahun 2021 saat hujan deras, Kelurahan Karangpoh sudah tidak mengalami banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah di akhir tahun kemarin, pembuktiannya saat hujan deras di Karangpoh itu sudah tidak banjir setelah puluhan tahun. Karena air yang bebannya di sini (sungai) dikurangi, untuk dibuang ke bozem. Saya matur nuwun (terima kasih) dan berharap kepada masyarakat untuk bisa menjaga kebersihan saluran," jelasnya.
Eri berencana akhir tahun 2022, bozem di kawasan Jalan Tubanan itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu destinasi wisata. Yakni, terdapat taman, jogging track, hingga tempat usaha bagi warga kategori MBR di wilayah tersebut.
"Di tahun ini bozemnya sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dibuat tempat wisata dan ikut menjaga bosennya. Jadi harus dimanfaatkan, jangan sampai banyak tanaman rimbun seperti hutan," ujarnya.
Selain Kelurahan Karangpoh, Eri tengah melakukan proses pengerjaan pembuatan bozem di Ketintang. Agar aliran air bisa menuju ke rumah pompa di kawasan Jambangan .
"Di Ketintang itu sudah 12 tahun lebih kalau banjir hingga satu lutut. Kalau Ketintang banjir, maka Wonocolo, Karah, Jambangan pasti banjir karena hanya satu sungai menuju afur Wonorejo. Karenanya, di dekat Universitas Merdeka saya buatkan bozem besar agar air larinya (menuju) ke rumah pompa jambangan," urainya.
Pada 2023, Eri akan memprioritaskan anggaran untuk penanganan banjir di Surabaya. Nantinya, sistem penanganan banjir ini akan disampaikan dan dipaparkan secara langsung oleh OPD terkait kepada masyarakat. Sebab, jika tidak segera dikerjakan, maka anggaran yang diperlukan bisa bertambah lebih besar.
"Insyaallah prioritas saya menangani banjir 2023, jadi kita lihat titik banjirnya. Kalau membuat anggaran RPJMD, kita harus tahu titik banjir di Surabaya ada berapa dan itu yang harus disampaikan ke DPRD, agar mereka tahu titiknya mana saja dengan jaminan kalau dibangun (ditangani) sudah tidak banjir di titik itu," ujarnya.
Sementara Daryono warga Kelurahan Karangpoh mengatakan sebelum Eri menjabat sebagai wali kota, saat hujan deras selalu terjadi banjir karena saluran air di muara cukup sempit. Akibatnya, aliran air itu meluap dan mengakibatkan banjir. Karena, ia selalu melaporkan kejadian banjir kepada ketua LPMK setempat.
"Dari laporan itu, kemudian ditanggapi Pak Wali Kota Eri dan langsung turun. Ini adalah tindakan yang tepat untuk melihat hulu dan hilirnya, di mana letak kesalahannya di mana. Saya mengucapkan terima kasih, semoga Pak Eri diberikan kesehatan dan panjang umur agar semua yang sudah direncanakan untuk Kota Surabaya bisa tercapai," pungkasnya.
(iwd/iwd)