Angka perceraian di Lamongan masih terbilang cukup tinggi di Lamongan. Hingga pertengahan September ini saja sudah ada 114 perkara cerai gugat yang tercatat di Pengadilan Agama (PA) Lamongan. Alasan perceraian didominasi faktor ekonomi, yang salah satunya lantaran suami kecanduan judi online.
Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama (PA) Lamongan, Mazir mengungkapkan, dari data yang ada di PA Lamongan hingga Kamis (15/9/2022), perkara perceraian yang masuk di PA Lamongan berjumlah 317 perkara. Dari 317 perkara ini, rinci Mazir, terdiri dari 169 perkara sisa Agustus kemarin dan 148 yang masuk September ini.
"Selama bulan September 2022 hingga 15 September ini, data yang ada di PA Lamongan mencatat ada 114 perkara perceraian yang diajukan oleh pihak istri atau cerai gugat," kata Mazir kepada wartawan di kantor PN Lamongan, Kamis (15/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mazir merinci dari 169 perkara sisa bulan Agustus itu masing-masing terdiri dari 53 cerai talak dan 116 cerai gugat. Sedangkan untuk bulan September ini, sudah ada total sebanyak 148 perkara yang terdiri dari 34 cerai talak dan 114 cerai gugat.
"Jadi totalnya ada 317 perkara," ujarnya.
Ditanya mengenai alasan perceraian yang mengemuka, Mazir menyebut jika penyebabnya lebih didominasi oleh faktor ekonomi. Alasan lainnya, aku Mazir, ada yang sebagian karena sang suami kecanduan judi online.
"Kebanyakan karena faktor ekonomi. Alasan lainnya karena cekcok terus menerus, ditinggalkan salah satu pihak, zina dan mabuk. Ada juga karena dipicu suaminya kecanduan judi online yang memang sedang tren saat ini," ungkapnya.
Menurut Mazir, para istri yang mengajukan cerai gugat itu geram karena suamimya enggan bekerja dan hanya sibuk mencari peruntungan melalui judi online melalui handphone mereka. Kebanyakan, tambah Mazir, bukan keuntungan besar yang didapat oleh para suami ini melainkan kebangkrutan sehingga sang istripun marah dan berakhir dengan menggugat cerai suami.
"Indikasinya, istri marah-marah suami tidak mau bekerja. Suami judi lewat HP dan berharap dapat keuntungunan banyak, bukannya dapat untung dari judi tapi malah bangkrut dan berakhir di meja perceraian," pungkas Mazir.
(iwd/iwd)