Arka Kinari Gelar Konser di Atas Kapal Layar, Kampanyekan Perubahan Iklim

Arka Kinari Gelar Konser di Atas Kapal Layar, Kampanyekan Perubahan Iklim

Ardian Fanani - detikJatim
Selasa, 13 Sep 2022 22:26 WIB
Kapal layar Arka Kinari
Kapal layar Arka Kinari (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi -

Banyuwangi menjadi salah satu daerah yang menjadi ajang pertunjukan multimedia internasional di atas kapal layar tradisional. Mereka adalah Kapal layar Arka Kinari, yang sudah mengelilingi tiga perempat dunia, yang selama perjalanannya mengkampanyekan perubahan iklim.

Mereka menggelar konser pertunjukan multimedia di sisi pantai Marina Boom, Banyuwangi, Senin malam (13/9/2022). Musisinya, adalah para awak ABK kapal yang sudah mengarungi Samudera sejak tahun 2019 lalu.

Adalah Grey Filastine dan Nova Ruth yang menjadi motor ajang ini. Mereka bermain di atas kapal dengan visual yang ditembakkan ke layar kapal. Pada pertunjukannya mereka menampilkan art performance yang menghibur para penonton yang menonton dari Dermaga Pantai Marina Boom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Musik yang dimainkan mereka terdiri dari trap beats psikadelik dengan post-folk jawa, musique concréte, analog synhts dan suara alat musik petik yang tidak lagi dicampur, namun sengaja ditrabrakkan.

Pertunjukan di Banyuwangi ini, adalah pertunjukan terakhir setelah Tour panjang yang mereka gelar sejak 2019 lalu. Uniknya, pertunjukan ini menggunakan batere dari tenaga surya di kapal layar tradisional buatan Rostock, Jerman Timur pada 1947 ini.

ADVERTISEMENT

"Ada beberapa lagu yang kita nyanyikan. Sekitar 1 jam pertunjukan kami untuk kampanye perubahan iklim," ujar Nova Ruth kepada detikJatim, Selasa (13/9/2022).

Nama Arka Kinari diambil dari bahasa latin Arka, yang artinya kapal besar, dan Kinari atau dalam mitologi Hindu menyerupai burung setengah manusia di kayangan yang tugasnya bermusik dan menjaga pohon kehidupan. Bersama kapal klasik berukuran 18 meter itu, musisi Grey Filastine dan Nova Ruth telah meluncurkan banyak album dan tur yang diakui secara umum dan di dunia serta tampil di sejumlah festival seperti Sónar (ES), Downtown Cairo Arts (EG), Decibel (US), Les Vieilles Charrues (FR, Foreign Affairs (DE) dan Mona Foma.

Menurut Nova Ruth, Arka Kinari tak hanya sebuah kapal layar tradisional, namun juga sebuah pertunjukan multimedia yang dipanggungkan di atas kapal layar. Mereka menggunakan musik sebagai suara perubahan iklim dan visualnya mengajak para penonton untuk mengimajinasikan kembali kehidupan setelah energi fosil telah habis.

"Kami tidak kampanye ekstrem dengan mengundang banyak orang dengan menjejali kalimat perubahan iklim. Tapi dengan mengundang masyarakat yang mau mendengar dengan musik. Kenyataannya, bumi berubah terlalu cepat melebihi fiksi dalam naskah. Alasan romantis melaut bagi kita, biasanya karena ada panggilan darah dari leluhur. Ini seperti memenuhi panggilan nenek moyang yang pada kasus saya adalah seorang pelaut," katanya.

Nova juga menjelaskan untuk alasan ekologinya adalah mengembalikan semangat berlayar. "Masa depan yang terancam kehabisan minyak bumi hanya bisa diatasi dengan mempelajari ajaran leluhur kita. Banyak pengalaman dan pelajaran yang kita dapat dari laut. Kita lihat di Semarang itu, air lautnya lebih tinggi dibandingkan daratan," kata Nova.

Menurut Nova, saat ini kita sudah terlalu abai dengan laut. Tidak tahu apa sebetulnya kondisi dan kontribusi laut terhadap bumi.

"Hidup itu memang harus seimbang. Keseimbangan gunung dan alam sudah jarang diperhitungkan. Sudah bayak kita lihat sampah di lautan. Tentu dengan pemanasan global kita melihat berapa senti kenaikan air saat ini," tambahnya.

Nova menambahkan, kapal yang dibeli dari Belanda itu pun telah menyusuri samudera dari Belanda, Prancis, Portugal, Spanyol, Maroko, Trinidad-Tobago, Kolombia, Panama, Meksiko, Hawaii, Guam, dan akhirnya tampil di Indonesia, salah satunya adalah di Banyuwangi.

"Kita sempat singgah di Banyuwangi. Makanya sebelum kembali ke Bali, kita mampir dulu. Kita berangkat awal menyusuri Papua, Banda Neira, Sulawesi, sempat tinggal lama di Bali, hingga sekarang menyusuri Pulau Jawa. Kita juga buat project Jalur Rempah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kita tampil dengan memberikan suguhan pertunjukan dan pesan akan menjaga lingkungan dan perubahan iklim," pungkasnya.

Saat ini, Nova bersama Filastine terus bermusik sembari menjadi pelaut. Begitulah kehidupan yang dilakukan Filastine dan Nova sehari-hari bersama relawan kru kapal yang total berjumlah tujuh orang. Kru kapal Arka Kinari pun berganti-ganti orang lintas negara dan sistem kerjanya bersifat sukarela.




(iwd/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads