Ada pemandangan berbeda di Gedung Negara Grahadi. Sekelompok orang bersarung dan berkaus putih tetiba masuk ke dalam halaman gedung yang beralamat di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya tersebut
Ternyata mereka adalah Komunitas Pemuda Indonesia Santri Pencinta Gus Dur (Kopi Sadur). 9 relawan Kopi Sadur rupanya telah berjalan kaki dariTebuireng, Jombang ke Grahadi. Kaus putih yang mereka pakai bergambar Prabowo Subianto dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Koordinator Kopi Sadur, Ainul Hamdi mengatakan, tujuannya berjalan kaki sepanjang 90 km adalah untuk tirakat. Mereka mendukung duet Prabowo-Khofifah di Pilpres 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bentuk tirakat kami berjalan kaki dari Tebuireng Jombang sampai di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Tirakat kami untuk Prabowo-Khofifah," kata Ainul di depan Gedung Negara Grahadi, Jumat (9/9/2022).
Ainul menyatakan, kedatangan dirinya di Grahadi juga sebagai bentuk menyampaikan aspirasi Kopi Sadur ke Khofifah agar mau mendampingi Prabowo di Pilpres 2024.
"Harapan kami untuk menyampaikan aspirasi supaya Ibu (Khofifah) bisa bersanding dengan Prabowo di Pilpres 2024. Ini bentuk tirakat, kita tanpa kepentingan, karena kami cinta Gus Dur, jadi apa yang jadi dawuhnya kiai, ya kita laksanakan yaitu Pak Prabowo akan jadi presiden di usia tua," jelasnya.
Menurut Ainul, sosok yang pas mendampingi Prabowo di Pilpres 2024 adalah Khofifah. Mantan mensos RI tersebut dikenal sebagai orang yang dipercaya Gus Dur dan amanah dalam menjalankan jabatan.
"Yang disampaikan Gus Dur adalah Pak Prabowo orang yang baik dan ikhlas dalam berjuang. Maka dari itu yang cocok Bu Khofifah Indar Parawansa. Bu Khofifah punya komitmen yang luar biasa, sebagai gubernur berkomitmen membantu rakyat, menyejahterakan rakyat," katanya.
"Apalagi selama ini Bu Khofifah sangat berkhidmah ke Gus Dur, sami'na waatho'nah ke kiai. Apa yang disampaikan guru itu menjadi sesuatu keharusan," jelasnya.
Ainul membeberkan, dirinya berangkat dari Tebuireng, Jombang pada Kamis (8/9) pukul 13.00 WIB dan tiba di Grahadi pukul 08.00 WIB. Selama 90 km berjalan kaki, ia dan relawan lain sempat berhenti di 3 tempat. Yakni di Mojoagung, Masjid Agung Mojokerto, dan pom bensin untuk salat subuh.
"Jalan kaki ya capek semua, sampai sini kita cium gapura Grahadi. Ada rasa putus asa saat jalan, tapi kita selalu ingat foto-foto beliau di kaus kita. Selama ini berjuang luar biasa, berulang kali jatuh, tapi bisa bangkit lagi," jelasnya.
"Kita ini nggak tahu Grahadi, setiap lihat gedung besar ini kita mikir Grahadi bukan ya, ternyata masih belum," tandasnya.
(dte/dte)