Dalam Sepekan Insiden Dua Pesawat Latih di Jatim: Mendarat Darurat dan Jatuh

Dalam Sepekan Insiden Dua Pesawat Latih di Jatim: Mendarat Darurat dan Jatuh

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 08 Sep 2022 10:58 WIB
pesawat latih mendarat darurat di pantai grajagan banyuwangi
Pesawat latih mendarat darurat di Banyuwangi/Foto: Dok. Polsek Tegaldlimo
Surabaya -

Dalam pekan ini, terjadi dua insiden pesawat terbang di Jawa Timur. Insiden pertama terjadi di Banyuwangi, di mana pesawat latih melakukan pendaratan darurat di Pantai Ngagelan Taman Nasional Alas Purwo.

Sedangkan insiden kedua berlangsung di Selat Madura. Kejadian ini terjadi saat pesawat latih TNI AL jatuh di Selat Madura. detikJatim menghimpun dua kejadian pesawat terbang ini!

1. Pesawat Mendarat Darurat di Pantai Banyuwangi

Sebuah pesawat latih jenis Cessna 172 SP mendarat darurat di Pantai Ngagelan. Pesawat ini milik Akademi Penerbang Indonesia (API) Banyuwangi. Pesawat diduga mendarat darurat akibat trouble engine. Kendati demikian, baik pilot dan penumpang pesawat selamat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolresta Banyuwangi Kombes Deddy Foury Millewa mengatakan, penyebab pendaratan darurat itu terjadi lantaran adanya permasalahan mesin.

"Karena ada trouble engine. Pilot selamat semua," ujar Deddy kepada detikJatim, Senin (5/9/2022).

ADVERTISEMENT

Ia memastikan 2 penumpang pesawat latih itu selamat. Aparat kepolisian di Pantai yang masuk kawasan hutan lindung itu langsung menemukan mereka.

Polisi yang pertama kali menemukan dua penumpang pesawat ini adalah Iptu Lita Kurniawan, Kapolsek Tegaldlimo, Banyuwangi. Dengan cekatan, ia melakukan evakuasi kedua taruna penerbang dari API Banyuwangi.

Lita mengaku sebelumnya sudah mendapatkan nomor telepon salah satu penumpang pesawat latih itu dari API Banyuwangi. Lantas dia pun menghubungi Hawkin, salah satu Taruna yang di dalam Pesawat.

"Saya langsung menghubungi Hawkin. Di mana? Aman? Kondisi sehat atau bagaimana. Saya ini berangkat kesana," ucap Lita menirukan kembali kalimatnya kepada Hawkin.

Ia mengaku selama di hutan sinyal memang sangat sulit didapatkan. Untungnya sinyal muncul saat berada di tepi pantai. Dia pun menghubungi lagi taruna penerbang itu. Kemudian dia meminta berbagi lokasi dalam aplikasi percakapan, agar segera ditemukan titik lokasi pendaratan darurat itu.

"Kemudian langsung saya menuju TKP. Dan di sana saya sempat salah arah. Tapi untungnya keduanya selamat. Karena saya khawatir kalau ada di hutan lebat gini mereka tidak ketemu," tambahnya.

Lita pun melihat kondisi kedua taruna itu. Setelah dipastikan sehat, mereka kemudian diberi roti dan minuman.

"Saya lihat kondisi keselamatan penumpang. Apakah ada benturan atau luka. Setelah selamat langsung saya kasih makan dan minum," ujar pria yang pernah menjabat Kasi Humas Polresta Banyuwangi ini.

Insiden kedua pesawat latih TNI AL jatuh di Selat Madura, baca halaman selanjutnya!

2. Pesawat Latih TNI AL Jatuh di Selat Madura

Insiden kedua yakni pesawat latih TNI AL jenis G-36 Bonanza T-2503 jatuh di di Selat Madura. Pesawat latih itu jatuh pada Rabu (7/9) sekitar pukul 09.30 WIB. Pesawat latih milik TNI AL ini jatuh saat melaksanakan Air Defense Exercise (ADEX). Pesawat itu dinyatakan jatuh 35 menit setelah hilang kontak.

Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Danpuspenerbal) Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan menyebut Pesawat Udara (pesud) jenis G-36 Bonanza T-2503 milik TNI Angkatan Laut tersebut lepas landas pada pukul 08.45 WIB dari Bandara Juanda.

"Pada pukul 08.45 WIB pesawat latih milik TNI AL jenis Bonanza G-36, Nomor Registrasi T-2503 take off dari bandara Juanda dengan rute Sub (Armada) Loc Area-Sub," kata Dwika.

Lalu pada pukul 08.55 WIB, pesawat tersebut hilang kontak. Dwika mengatakan, pesawat latih matranya tersebut hilang kontak di perairan laut Selat Madura.

"Pukul 08.55 WIB pesawat latih milik TNI AL jenis Bonanza G-36, Nomor Reg: T-2503, Lost Contact di Perairan Laut Selat Madura (antara Bangkalan Madura dan Gresik)," kata dia.

Dwika melanjutkan, pesawat tersebut kemudian jatuh sekitar pukul 09.30 WIB di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) yaitu di Perairan Laut Selat Madura, antara Kabupaten Bangkalan Madura dan Gresik.

Saat ini, pihaknya sudah mendapatkan titik diduga keberadaan pesawat latih yang jatuh. Dwika mengungkapkan titik itu didapat dari tangkapan sonar yang digunakan dalam proses pencarian. Hasil dari pemantauan, pesawat tersebut ditemukan jatuh di kedalaman 10-15 meter di bawah laut.

"Memang secara gambar yang ada di sonar itu bentuknya hanya siluet. Masih terlihat bentuk pesawatnya di kedalaman antara 10-15 meter," ujar Dwika di Mabes AL, Cilangkap seperti yang dilansir dari detikNews.

Sayangnya, proses evakuasi itu tidak bisa berlangsung lancar karena terkendala oleh cuaca. Salah satunya, pada saat konferensi pers di Mabes AL, Dwika menyebutkan proses evakuasi itu sempat terkendala hujan.

"Proses ini tidak bisa kami tentukan. Seperti sekarang di lokasi masih hujan sehingga tim kesulitan," ujarnya di Cilangkap, Jakarta Timur.

Dalam proses pencarian dan evakuasi itu, Dwika menyebutkan bahwa TNI AL mengerahkan 7 KRI, 1 pesawat udara CN235, 2 helikopter, 2 KAL, 2 Tim Kopaska, dan 2 Tim Penyelam.

"Kegiatan SAR dipimpin langsung oleh Pangkoarmada II dan Komandan Guspurla Koarmada II," tutur Dwika.

Sementara itu, pesawat tersebut diterbangkan Pilot Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady dan Kopilot yang mendampingi Judistira adalah Letda Laut (P) Dendy Kresna Bhakti

Namun, Dwika menyebutkan kondisi keduanya masih belum dipastikan. "Kondisi pilot juga masih belum bisa kita pastikan," ujarnya

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)


Hide Ads