Proses evakuasi pesawat latih TNI AL yang jatuh di Selat Madura belum tuntas. Titik yang diduga lokasi pesawat sudah ditemukan di kedalaman 10-15 meter di Selat Madura, namun proses evakuasi itu terkendala cuaca. Tidak hanya kondisi pesawat, hingga kini pilot maupun kopilot pesawat itu belum diketahui keberadaan dan kondisinya.
Seperti diketahui, pilot pesawat itu adalah Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady. Ia terbangkan pesawat itu bersama kopilot Letda Laut (P) Dendy Kresna Bhakti. Berdasarkan informasi yang didapat, rumah pilot Judistira ada di kawasan perbatasan Surabaya dengan Bambe, Driyorejo, Gresik.
Untuk memastikan itu detikJatim mendatangi rumah Judistira Eka Permady di Jalan Raya Patria Permai, Bambe, Kecamatan Driyorejo, Gresik. Tiba Rabu malam sekitar pukul 21.30 WIB, di teras rumah 2 lantai itu tidak terlihat ada tenda yang didirikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, di sekitar rumah pilot itu tampak sudah ada sejumlah mobil dinas TNI AL dan beberapa mobil tamu yang parkir. Terlihat juga bahwa di rumah itu sudah ada sejumlah Anggota TNI AL yang berkumpul dan berjaga.
Untuk memastikan bahwa rumah itu benar rumah Judistira, detikJatim bertemu dengan seorang pria yang mengaku bernama Ari. Ia sebutkan bahwa dirinya merupakan paman dari istri sang pilot.
Ari yang memberi izin bagi tim untuk keperluan mengambil foto rumah Judistria sempat menyampaikan situasi dan kondisi keluarga Judistira saat ini. Menurutnya, keluarga Judistira yang sedang berkumpul sedang menunggu kabar baik dan menggelar doa bersama untuk keselamatan Judistira.
"Keluarga saat ini masih menunggu kabar berita baik dari pusat," kata pria yang mengaku berasal dari Nganjuk itu.
Setelah beberapa menit mengobrol dengan Ari, datanglah seorang anggota TNI AL yang menanyakan maksud kedatangan detikJatim. Dengan permintaan yang halus petugas itu menyampaikan permintaan maaf agar detikJatim meninggalkan rumah sang pilot.
"Mohon maaf, untuk saat ini ibu bapak keluarga tidak berkenan ada media. Jadi saya mohon maaf nggih, kami tidak bermaksud mengusir. Saya hanya menjalankan tugas," ujar anggota tersebut.
Evakuasi terkendala cuaca. Baca di halaman selanjutnya.
Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Danpuspenerbal) Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan menyebutkan bahwa kondisi pilot dan kopilot pesawat latih yang jatuh di Selat Madura saat melaksanakan Air Defence Exercise (ADEX) itu belum diketahui.
"Kondisi pilot juga masih belum bisa kita pastikan," ujar Dwika saat memberikan keterangan pers di Mabes AL, Cilangkap seperti dilansir dari detikNews, hari ini.
Dwika yang menjelaskan bahwa pada saat itu TNI AL sebenarnya sudah mendapatkan titik diduga keberadaan pesawat latih yang jatuh. Titik itu didapat dari tangkapan sonar yang digunakan dalam proses pencarian. Hasil dari pemantauan, pesawat tersebut ditemukan jatuh di kedalaman 10-15 meter di bawah laut.
"Memang secara gambar yang ada di sonar itu bentuknya hanya siluet. Masih terlihat bentuk pesawatnya di kedalaman antara 10-15 meter," ujarnya.
Sayangnya, proses evakuasi itu tidak bisa berlangsung lancar karena terkendala oleh cuaca. Salah satunya, pada saat konferensi pers di Mabes AL, Dwika menyebutkan proses evakuasi itu sempat terkendala hujan.
"Proses ini tidak bisa kami tentukan. Seperti sekarang di lokasi masih hujan sehingga tim kesulitan," ujarnya di Cilangkap, Jakarta Timur.
Dwika mengatakan arahan Kelapa Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono proses evakuasi harus dilakukan sesegera mungkin. Selain itu, Yudho berencana untuk meninjau langsung TKP jatuhnya pesawat itu.
"Tadi dari Bapak KSAL menyatakan atensi khusus terkait peristiwa ini. Kemungkinan Bapak KSAL dalam waktu dekat akan meninjau langsung lokasi. Tapi sesuai perintah Bapak KSAL, secepat mungkin kami akan melakukan evakuasi," ujarnya.