Ortu Sebut Kasus Bully Pelajar SMP di Kota Malang Tak Hanya Sekali

Ortu Sebut Kasus Bully Pelajar SMP di Kota Malang Tak Hanya Sekali

Muhammad Aminudin - detikJatim
Jumat, 02 Sep 2022 13:10 WIB
pelajar smp di malang dibully
Saat korban di-bully teman-temannya (Foto: Tangkapan layar)
Kota Malang - Perundungan atau bullying kembali terjadi di Kota Malang. Kali ini menimpa pelajar kelas 2 SMP berusia 14 tahun. Orang tua korban menyebut perundungan yang dialami anaknya bukan terjadi satu kali ini saja.

Kasus perundungan ini mencuat usai orang tua korban mengetahui dari video yang beredar. Pelaku diduga berjumlah empat orang yang merupakan teman bermain korban.

GP, orang tua korban menuturkan, bahwa perundungan yang dialami putranya terjadi pertengahan Juli 2022 lalu. Ia baru mengetahui kasus tersebut 24 Agustus 2022, dan sehari berikutnya melapor ke polisi.

Warga Lowokwaru, Kota Malang, ini membeberkan, perundungan yang dialami anaknya tersebut terjadi sebanyak dua kali. Pertama dilakukan di kawasan Taman Krida Budaya, Soekarno-Hatta (Suhat), Kota Malang.

"Yang pertama itu saya gak tahu videonya. Yang kedua seperti yang dilihat di dalam rumah. Yang merekam empat orang, mereka semua teman main anak saya," tutur GP kepada wartawan, Jumat (2/9/2022).

Atas kejadian itu, GP menginginkan para pelaku perundungan bisa mendapatkan efek jera dan tak mengulangi perbuatannya lagi. Apalagi ketika GP mencoba menemui keluarga terduga pelaku, ia tak mendapatkan sambutan secara baik. Mereka justru terkesan cuek begitu saja.

"Sudah satu minggu melapor belum ada informasi apa-apa. Kami ingin ada efek jera supaya tidak ada kejadian seperti ini lagi. Saya kasih shock therapy. Makanya saya laporkan ke polisi. Saya minta ada penanganan cepat," tegasnya.

Kasat Reskrim Polresta Malang Kota AKP Bayu Febrianto Prayoga mengatakan dalam kasus ini pihaknya perlu lebih berhati-hati dan menggandeng psikolog, karena kasus ini menimpa dan melibatkan anak-anak di bawah umur.

"Sudah kita tangani dan akan kita panggil beberapa saksi. Anak ini trauma kami berikan trauma healing, untuk penanganan awal korban. Kita perlu berhati-hati kita akan minta hasil visum, kita juga akan melihat psikolog," kata Bayu.


(iwd/iwd)


Hide Ads