Carter adalah karya Jung Byung Gil setelah 5 tahun hiatus. Carter bisa jadi adalah karya yang memang direncanakan Byung Gil sejak lama, jika tidak bisa dibilang proyek ambisiusnya. Dari The Villainess (2017), Byung Gil telah melakukan pemanasan untuk membesut Carter sesuai dengan cita rasanya sendiri.
Lee Carter (Joo Won) tiba-tiba terbangun di sebuah kamar. Ia juga secara tiba-tiba ditodong pistol oleh sekelompok orang yang hendak meminta sesuatu darinya. Carter bingung karena ia tak ingat dan tak tahu apa-apa sedikitpun.
Sebuah suara di kepalanya mengagetkan Carter. Suara itu memberi petunjuk tentang apa yang harus dilakukannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suara itu memberi perintah agar ia menurut jika ingin tahu siapa dia sebenarnya. Terpaksa ia menurut dalam kebimbangan.
Carter is a movie, no it's a game. Ya, Byung Gil membuat Carter menjadi film berasa game. Teknik pengambilan gambar one shot (fake) dari POV orang pertama membuat Carter terasa dragging, bikin pusing bagi yang tak terbiasa.
Byung Gil sepertinya telah melakukan pemanasan teknik itu di The Villainess. Lalu ia menambah lebih banyak porsinya di Carter.
Byung Gil juga menggelontorkan lebih banyak aksi di sini. Mulai dari duel melawan puluhan orang di sauna, di bangunan, di jalan, di laboratorium, dan di semua alat transportasi.
Bayangkan, Byung Gil mencoba semua alat transportasi menjadi media bak bik buk. Mulai dari motor, mobil, pesawat, kereta api dan helikopter.
Sequence action di Carter juga tak mengambil jarak yang lama, sehingga sebelum mata ini cukup beristirahat sudah disuguhi lagi adegan baku pukul yang intens.
Tak cukup di situ, Byung Gil menambah sadis Carter dengan cipratan dan muncratan darah di mana-mana, kepala terlindas mobil, dan seabrek gore yang lain.
Carter mengawinkan setidaknya Bourne, Hardcore Henry, John Wick, dan Mad Max. Hasilnya adalah sebuah action yang mumpuni dan berbeda dari sudut pandang lain. Carter mempunyai eksperimen tersendiri dalam hal tontonan.
Bila Carter mempunyai adegan aksi yang di atas rata-rata, maka tak begitu dengan naskahnya. Divisi naskah di Carter yang digawangi Jung Byeong Sik dan Byung Gil terasa adem-adem saja.
Tak ada kejutan berarti di dalamnya. Jalan ceritanya terasa berjalan datar dan ending-nya relatif mudah tertebak.
Carter, duduk dan nikmati saja adegan aksinya yang ada tanpa pernah mempertanyakan jalan ceritanya. Carter tayang di Netflix.
(iwd/sun)