Momen Lucu Ratusan Pejabat Pamer Kekayaan Motif Batik Khas Mojokerto

Momen Lucu Ratusan Pejabat Pamer Kekayaan Motif Batik Khas Mojokerto

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 27 Agu 2022 15:20 WIB
Peragaan busana batik.
Foto: dok. Enggran Eko Budianto/detikcom
Kabupaten Mojokerto -

Berbicara tentang batik, Kabupaten Mojokerto tidak kalah dengan daerah lain. Bumi Majapahit mempunyai ratusan motif batik yang sangat khas dan menawan. Kekayaan desain dan motif batik itulah yang dipamerkan para pejabat dalam peragaan busana (fashion show) di Majafest 2022.

Trawas Trashion Carnival (TCC) dan Fashion Show Batik Kepala OPD, Camat dan Jajaran Pemkab Mojokerto mengisi hari keempat Majafest 2022 yang digelar sejak 23 Agustus lalu. Event di Lapangan Paseban Agung, Desa/Kecamatan Trawas ini berlangsung Jumat (26/8) mulai pukul 20.30 WIB sampai tengah malam.

Peragaan busana batik khas Bumi Majapahit ini disaksikan langsung Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Sekda Kabupaten Mojokerto Teguh Gunarko, Sekda Kota Surabaya, serta Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang, Australia dan Belarusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fashion show dibuka dengan penampilan sejumlah model pria dan wanita yang memamerkan busana perpaduan kain batik dan tenun khas Kabupaten Mojokerto. Beragam busana yang menawan ini didesain Bupati Ikfina bersama sahabatnya sesama dokter, dr Ian.

Menariknya lagi, batik tersebut menggunakan pewarna alami seperti mahoni, daun indigo atau tarum dan daun ketapang. Tentu saja warna yang dihasilkan tak kalah indah jika dibandingkan dengan pewarna kimia.

ADVERTISEMENT

"Kabupaten Mojokerto berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan hidup. Kami ingin dengan berkembangnya batik tidak menimbulkan masalah lingkungan hidup akibat penggunaan pewarna kimia. Sehingga kami berkomitmen ke depan semua batik khas Kabupaten Mojokerto menggunakan pewarna alam," kata Ikfina di lokasi.

Selain teman sejawatnya, dr Ian, Ikfina juga memberikan penghargaan kepada 5 perajin batik tulis dan 1 perajin kain tenun ikat khas Kabupaten Mojokerto. Yaitu Batik Beba di Jalan Wijaya Kusuma, Banjaragung, Kecamatan Puri, Batik Tulis Putri Gunung dan Negi Batik milik Heni Yunina (56) di Desa Dinoyo, Kecamatan Jatirejo.

Juga kepada Batik Cempaka milik Sri Mujiatim di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Minoux Batik milik Minuk Iswatiningsih (68) di Dusun Tanjung, Desa Temuireng, Kecamatan Dawarblandong, serta tenun ikat Erha Lestari di Desa Kedung Uneng, Kecamatan Bangsal. Para perajin selama ini menghasilkan batik tulis dengan desain dan motif yang sangat khas Kabupaten Mojokerto.

Sebagai contoh Minoux Batik yang memproduksi batik tulis dengan motif cabai beserta daun dan bunganya. Karena cabai menjadi komoditas unggulan di Kecamatan Dawarblandong. Motif tersebut dipadukan dengan simbol Surya Majapahit Candi Bajang Ratu. Begitu juga Batik Cempaka yang menghasilkan batik dengan motif candi peninggalan Majapahit, buah brenuk atau mojo, simbol Surya Majapahit dan bunga teratai.

"Batik khas Kabupaten Mojokerto desain dan motifnya diilhami oleh peninggalan- peninggalan Kerajaan Majapahit. Juga terinspirasi kondisi alam di Kabupaten Mojokerto. Misalnya gambaran cabai beserta daun dan bunganya yang menjadi ciri khas perajin batik dari Dawarblandong karena Dawarblandong sentra tanaman cabai," jelas Ikfina.

Sejatinya masih banyak lagi perajin batik khas Kabupaten Mojokerto. Event Majafest tahun ini menjadi berkah bagi mereka. Pasalnya, seluruh pejabat memesan batik dari mereka untuk peragaan busana di Lapangan Paseban Agung kemarin malam. Mulai dari Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al Barraa, Ketua Tim Penggerak PKK Shofiya Hanak Al Barraa, para staf ahli bupati, asisten sekda, kepala bagian, kepala OPD, sampai para camat dari 18 kecamatan.

Ratusan pejabat Pemkab Mojokerto yang sehari-hari berkutat dengan birokrasi, mendadak berlenggak-lenggok di atas catwalk bak peragawan dan peragawati. Para pejabat pria memamerkan busana batik bersama istri masing-masing. Pada momen inilah kekayaan motif batik khas Kabupaten Mojokerto benar-benar terlihat. Ratusan motif batik itu terinspirasi berbagai peninggalan Kerajaan Majapahit dan kekayaan alam Kabupaten Mojokerto.

Selain itu, banyak momen lucu terjadi ketika ratusan pejabat melakukan peragaan busana. Mulai dari gaya berjalan mereka yang terlihat kaku dan gerogi, kesalahan saat menggandeng tangan pasangannya, tingkah tengil di atas panggung, hingga pamer kemesraan dengan istri di atas catwalk. Ya, sebagian pejabat tak segan memberikan bunga kepada istrinya atau berpose layaknya sejoli yang sedang pemotretan preweding. Sehingga fashion show diwarnai sorak dan gelak tawa para penonton.

"Salah satu potensi untuk pemulihan ekonomi adalah pengembangan pariwisata yang harus didukung ekonomi kreatif. Salah satunya batik karya para perajin di Kabupaten Mojokerto. Kami ingin masyarakat Kabupaten Mojokerto juga mengenal motif-motif batik khas. Selanjutnya bisa diterima masyarakat luas, bahkan oleh masyarakat dunia," jelas Bupati Ikfina.

Fashion show kali ini juga menampilkan busana karnaval yang artistik karya Trawas Trashion Carnival (TCC). Setiap model berbalut busana yang gemerlap bak raja dan ratu.




(prf/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads