Puan Bilang 2024 Ada Presiden Perempuan, NasDem: Masuk Radar Lah!

Puan Bilang 2024 Ada Presiden Perempuan, NasDem: Masuk Radar Lah!

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 26 Agu 2022 20:20 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani
Puan Maharani menyebut akan ada lagi Presiden perempuan di 2024. (Foto: DPR)
Surabaya - Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menyampaikan pada 2024 mendatang akan ada lagi perempuan yang jadi Presiden Indonesia. Merespons pernyataan itu, Ketua DPP NasDem Willy Aditya mengakui jika Puan memang masuk radar partainya.

"Mbak Puan masuk radar lah, itu jawaban Pak Surya (Paloh) ya. Nanti kita lihat politik itu hal dinamis, di mana dari cangkir ke bibir aja akan banyak hal yang terjadi," jelas Willy usai Seminar 'Bedah Orasi Ilmiah Ketua Umum Partai NasDem Dr. (HC), H. Surya Paloh di Surabaya, Jumat (26/8/2022).

Menurut Willy, hubungan antara NasDem dan PDIP sangat baik. Hal itu bisa dibuktikan dengan koalisi NasDem dan PDIP sejak Pilpres 2014 dan 2019.

"NasDem dan PDIP kan konco dewe, bukan orang lain. Tentu kedekatan historis, kedekatan ideologis, kedekatan emosional itu sangat kental sekali. Bagaimana potensi koalisi sangat besar sekali, apalagi ada rekam jejak 2014 dan 2019," jelasnya.

Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur XI ini menyebut, kebangaan bagi NasDem menjadi partai yang dikunjungi PDIP pertama kali.

"Di luar PDIP semua partai membutuhkan koalisi. NasDem terhormat sekali, partai pertama yang dikunjungi PDIP itu partai NasDem. Itu kan mengonfirmasi kedekatan kedua partai," jelasnya.

Ketua DPP NasDem Willy AdityaKetua DPP NasDem Willy Aditya Foto: Faiq Azmi/detikJatim

Willy menambahkan, setelah ini masih akan ada pertemuan kembali antara elite NasDem dan elite PDIP.

"Jadi ini jadi salah satu pertimbangan kami, apa yang jadi keputusan Rakernas. Kita lihat dinamika ke depan, karena masih ada pertemuan lagi antara elite PDIP dan NasDem," tandasnya.

Sementara, dalam Seminar 'Bedah Orasi Ilmiah Ketua Umum Partai NasDem Dr. (HC), H. Surya Paloh' yang diselenggarakan NasDem, Willy menyampaikan, saat ini warga Indonesia banyak terjebak soal politik rendahan.

"Pidato Pak Surya di Universitas Brawijaya memiliki tema meneguhkan kembali politik kebangsaan. Kita terjebak dengan politik yang sifatnya rendahan semata-mata urusan Pemilu semata. Tapi bagaimana berbicara politik untuk kemaslahatan bersama, ruang publik, nasionalisme kita itu hampir tak tersentuh," kata Willy.

"Ini menjadi autokritik terhadap lembaga-lembaga politik, masyarakat politik, ayo kita bersama-sama untuk mengembalikan khitah politik yang tidak semata-mata urusan merebut, mempertahankan kekuasaan. Tapi bagaimana membangun ruang hidup bersama itu hal paling pokok. Karena tujuan politik itu kan menyejahterakan, membahagiakan. Dan itu juga ada di Undang-Undang Dasar kita," tandasnya.


(dte/dte)


Hide Ads