Melayat Bang Dzoel, Bupati Ipuk: Banyuwangi Kehilangan Sosok Inspiratif

Melayat Bang Dzoel, Bupati Ipuk: Banyuwangi Kehilangan Sosok Inspiratif

Ardian Fanani - detikJatim
Rabu, 24 Agu 2022 23:35 WIB
bupati ipuk melayat bang dzoel
Bupati Ipuk di rumah duka Bang Dzoel (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi -

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melayat ke rumah duka Achmad Zulkarnain alias Bang Dzoel, fotografer difabel yang meninggal dunia. Menurut Ipuk, Banyuwangi kehilangan sosok inspiratif.

Bupati Ipuk menyatakan dukanya yang mendalam. Ipuk mengenal sosok Dzoel yang dikenal sangat humble dan murah senyum. Dengan prestasinya yang mendunia, Ipuk menilai Dzoel sangatlah rendah hati.

"Bang Dzoel telah menjadi ikon Banyuwangi. Dia adalah sosok yang sangat inspiratif. Ini adalah duka buat Banyuwangi. Salah satu putra terbaiknya telah pergi. Semangat dan talentanya sangatlah menginspirasi kita semua. Sangat kehilangan," kata Ipuk saat bertemu ayahanda Dzoel, Suwandi, Rabu (24/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ipuk berharap, apa yang telah dilakukan Dzoel selama ini akan tetap menjadi penyemangat bagi banyak orang untuk tetap berkarya.

"Dzoel ini mengajarkan banyak hal kepada kita. Tidak ada yang tak bisa selama kita mau berusaha," kenang Ipuk.

ADVERTISEMENT

Saat melayat Ipuk bertemu ayahanda Dzoel, Suwandi beserta keluarga besarnya. Ipuk juga menemui istri Bang Dzoel yang terlihat masih shock.

Saat bertemu Ipuk, Suwandi menyatakan jika anaknya adalah orang yang sangat gigih. Selain itu, dia dikenal sangat pemurah ke banyak orang.

"Dzoel itu baik ke banyak orang, suka membantu orang yang lagi butuh. Dari kecil saya didik agar dia tidak pilih-pilih kalau berteman. Bantu yang mereka butuh," isak Suwandi kepada Ipuk sambil mengenang anaknya.

Bang Dzoel sangat terkenal di Banyuwangi. Dia merupakan sosok yang inspiratif. Bahkan foto pertama Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Wakil Bupati Sugirah mengenakan pakaian dinas resmi untuk upacara besar (PDUB), yang dipotret jelang hari pelantikan, 26 Februari 2021, merupakan karya Bang Dzoel.

Foto tersebut lantas dipajang di kantor Pemkab Banyuwangi dan seluruh kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Banyuwangi.

Bupati Ipuk sendiri juga terinspirasi oleh kisah perjuangan Bang Dzoel. "Saya bangga bisa dipotret olehnya dengan pakaian dinas untuk kali pertama, jelang pelantikan," kata Ipuk.

Sosok yang sangat inspiratif itulah yang membuat Ipuk memilih Bang Dzoel untuk memotret pertama kali mengenakan pakaian dinas resmi.

Bang Dzoel dikenal sebagai fotografer yang telah memberi inspirasi banyak orang. Dia dulunya adalah petugas penjaga warung internet (warnet), menjadi petugas foto untuk KTP, kemudian bekerja di kantor advokat hingga menjadi fotografer profesional.

Bang Dzoel belajar fotografi secara otodidak. Lambat laun karyanya pun mulai diakui. Bahkan, dia diundang ke luar negeri karena karya fotografinya.

Keterbatasan, menurut Bang Dzoel, sejatinya tercipta dari pemikiran diri sendiri. Untuk melawan keterbatasan itu, harus mengubah pikiran itu sendiri.

"Saya hanya ingin menyampaikan kepada dunia bahwa diskriminasi tidak berawal dari orang lain. Diskriminasi tercipta oleh pikiran kita sendiri," kata Bang Dzoel semasa hidup.

Meski demikian, Bang Dzoel mampu menunjukkan kualitasnya. Lambat laun karyanya pun mulai diakui. Bahkan, dia diundang ke luar negeri karena karya fotografinya. Salah satunya adalah saat Bang Dzoel mendapat sorotan media internasional Aljazeera karena kegigihannya.

Aljazeera mengunggah video berdurasi 4,10 menit, bercerita tentang kehidupan Dzoel, di akun Twitternya, @AJEnglish, Jumat (29/9/2017). Meskipun tidak memiliki tangan dan kaki, tetapi pria ini dapat menjadi fotografer handal.

Warganet yang melihat video ini terharu sekaligus kagum dengan kemampuan yang dimiliki pria itu. Seperti yang diceritakan Dzoel di video itu, dirinya harus menempelkan badan kamera ke wajah karena tak memiliki jari-jari.

Untuk menekan tombol on dan off ia menggunakan bibir, sedangkan bagian bawah tangannya yang kecil menekan shutter. Tak hanya pandai menggunakan kamera, mahasiswa jurusan Hukum di salah satu universitas di Banyuwangi ini juga bisa bermain piano.

Sewaktu belajar di sekolah menengah atas (SMA), Dzoel pernah tidak disapa teman-teman dan beberapa gurunya karena keterbatasan fisiknya. Mereka mengatakan bahwa sekolah yang ia masuki tak sesuai untuk lulusan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) seperti dirinya.

Yang lebih miris lagi ketika ia baru dilahirkan. Ibu kandung Dzoel hampir saja memasukkanya ke kantong kresek untuk dibuang. Beruntung ibu angkatnya berhasil mencegah hal itu, yang kemudian mau merawatnya.

Sewaktu kelas 6 SD, Dzoel juga sempat ingin bunuh diri karena minder. Sebenarnya tidak ada yang mengolok-olok dia, tetapi Dzoel merasa aneh dengan diri sendiri karena tak memiliki tangan dan kaki. Beruntung hal itu urung ia lakukan dan akhirnya ia melanjutkan pendidikan ke SMPLB.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)


Hide Ads