Karena ulahnya yang aneh-aneh, pria warga Waru, Sidoarjo terpaksa harus memanggil Tim Rescue BPBD. Ia meminta bantuan untuk melepas cincin dari kemaluannya yang diduga ia pasang sendiri.
Keluarga pria itu terpaksa menghubungi Tim Rescue BPBD Sidoarjo karena pria itu merasa kesakitan dan tidak bisa melepas sendiri cincin yang terpasang di alat kelaminnya.
Kabid Pemadam Kebakaran Sidoarjo Nawari membeberkan proses pelepasan cincin tersebut oleh tim yang ia terjunkan. Dengan alat gergaji khusus, kata Nawari, timnya berhasil melepas cincin itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proses pelepasan sebetulnya kami menggunakan alat yang sudah kami miliki dalam rangka mengamankan lingkungan kulit. Alatnya seperti gergaji kecil begitu," ujarnya kepada detikJatim, Senin (22/8/2022).
Proses pelepasan itu menurut Nawari dilakukan oleh timnya dengan penuh kehati-hatian. Sebab, menurut dia, alat kelamin seseorang pria sensitif dengan benda atau logam yang tajam.
"Saat evakuasi butuh kehati-hatian, karena yang bersangkutan merasa kesakitan saat cincin akan dilepas," kata Nawari.
Ia juga menjelaskan dalam proses pemotongan cincin itu petugas melapisinya dengan lapisan logam tipis agar kulit kemaluan pria tersebut tidak sampai tergores.
"Itu sudah diamankan melalui teknis biasa lah. Alatnya itu setipis mungkin yang sekiranya tidak akan berdampak pada kulit lainnya. Ada lapisan logam untuk melindungi proses itu dari risiko terkena kulit," ujarnya.
Proses pelepasan cincin itu dia akui cukup lama. Hingga mencapai 2 jam. Nawari menjelaskan, itu karena Tim Rescue BPBD harus mempelajari dulu tingkat risikonya terhadap pasien.
"Harus kami pelajari dulu tingkat risikonya. Kami selalu gunakan konsep A3, yakni aman terhadap pasien, aman terhadap lingkungan, dan aman terhadap diri kita selaku tim rescue," ujarnya.
Dengan demikian, Nawari menegaskan, tidak hanya pada saat proses pelepasan cincin di kelamin seorang pria saja, dalam kasus lain petugas juga terhindar dari risiko yang membahayakan.
"Jadi itu sedikit mbreset (meleset) saja, risiko tinggi buat pasien maupun buat petugas kami. Makanya perlu kehati-hatian," katanya.
(dpe/iwd)