Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih kurang beberapa tahun lagi. Namun, gejolaknya sudah dirasakan masyarakat. Sejumlah dukungan pada bakal calon presiden mulai mengudara, bahkan sejumlah tokoh telah mendeklarasikan diri akan maju di Pilpres 2024. Lalu, bagaimana dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi)?
Saat bertemu ribuan relawannya di Gelora 10 November, Surabaya, Jokowi juga sempat menyinggung soal Pilpres 2024. Dia mengaku kerap ditanya pendukungnya soal dukungannya di Pilpres 2024. Bagaimana tanggapannya?
Jokowi Sebut Pilpres 2024 Masih Lama
Jokowi pun menjawab hal ini dengan santai. Ia menyebut Pilpres 2024 masih lama, ia pun meminta para relawan tidak kesusu atau buru-buru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Urusan politik, banyak yang bertanya, 'pripun ini politiknya? saya bilang tasih tebih 2024, tidak usah kita tentukan sekarang, setuju ndak? (Bagaimana ini politiknya? Saya bilang masih jauh 2024, tidak usah kita tentukan sekarang, setuju tidak?)," kata Jokowi di Gelora 10 November Surabaya, Minggu (21/8/2022).
"Yang penting sekarang itu nyambut gawe, bekerja keras, agar ekonominya kita itu kuat dan sejahtera Yang penting sekarang itu bekerja keras agar ekonominya kita itu kuat dan sejahtera)," imbuhnya.
Minta Relawannya Tak Tergesa-gesa
Jokowi mengaku banyak mendapat bisikan terkait dukungannya pada Pemilu 2024. Meski demikian, ia hanya menjawab tak usah tergesa-gesa. Hal ini, tambah Jokowi, agar tidak keliru mendukung calon.
"Kan banyak yang bisik-bisik ke saya, 'Pak, niki ndukung sinten nggih?' sik, jangan tergesa-gesa, jangan terburu-buru, ojok ngantek kliru, leres mboten, ojok kesusu, nggih, sante mawon urusan politik (Pak, ini mendukung siapa ya? Sebentar, jangan tergesa-gesa, jangan sampai salah, paham tidak, jangan terburu-buru ya, santai saja urusan politik)," ujarnya.
Sebut Fokus Masalah Ekonomi
Di kesempatan ini, Jokowi berharap pemerintah dan masyarakat bisa menyelesaikan permasalahan yang ada. Termasuk memperbaiki dan mendongkrak perekonomian secara bersama-sama.
"Yang paling penting urusan ekonomi ini kita selesaikan bersama," tandas Jokowi.
Jokowi juga cerita soal krisis yang tengah dihadapi, di halaman selanjutnya!
Ada Banyak Krisis yang Melanda
Tak hanya itu, Jokowi mengatakan ada beragam krisis yang menghantui masyarakat usai 2 tahun dilanda pandemi COVID-19. Hal ini ia sampaikan di hadapan ribuan pendukungnya.
"Setelah COVID, ada yang namanya krisis pangan dunia, banyak negara yang kekurangan pangan. Oleh sebab itu kita syukuri, kita tidak kekurangan pangan," kata Jokowi di Gelora 10 Nopember Surabaya, Minggu (21/8/2022).
Setelah pangan, Jokowi menyebut masih ada krisis selanjutnya. Ia menyatakan krisis energi juga menghantui setiap negara di dunia.
"Mau beli (energi) ke negara lain, ada yang 2 dan 3 kali lipat, coba panjenengan (Anda) lihat di berita-berita yang namanya pertalite, harganya sudah Rp 32.000, kita ini masih Rp 7.650, nggih mboten? (iya tidak?) pertamax juga sama," ujarnya.
Tak berhenti sampai di situ, Jokowi juga menyatakan ada juga krisis yang keempat, yakni keuangan. Menurutnya, ada negara yang bangkrut karena keuangan mereka semrawut.
"Sehingga, ada negara yang bangkrut, negara tidak memiliki uang untuk membeli pangan, BBM, dan ambruk," katanya.
Ajak Relawannya Kerja Keras
Jokowi lantas mengajak para pendukungnya dan masyarakat luas untuk fokus dan bekerja keras. Supaya, krisis tersebut tak terjadi di Indonesia.
"Makanya, kita harus bekerja keras agar itu tidak terjadi di negara kita. sanggup?," tanya mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi menegaskan, Indonesia merupakan bangsa besar. Bahkan, jumlah penduduknya mencapai ratusan juta jiwa.
"Kita harus sadar, 278 juta penduduk kita sekarang ini, uakeh (banyak), di 17.000 pulau, mboten gampil (tidak mudah), etnisnya macam-macam, 714 etnis, ada Sunda, Jawa, dayak, Sasak, hingga Minang. Sebagai bangsa yang besar dan beragam sukunya, yang paling penting adalah persatuan, kedah (harus) bersatu. nggih mboten? (Setuju tidak?)," tandad Jokowi.