Tak ada yang tahu nasib seseorang, apalagi orang itu sendiri. Hal ini yang disadari Sarino, pria asal Bangkalan yang tengah viral gegara lagu absurd 'dir dur daeng'. Ia menyadari bahwa ketenarannya saat ini suatu saat akan tenggelam, sehingga ia pun tetap membumi.
Sarino mengaku apa yang didapatkannya hari ini adalah kesempatan dari Tuhan. Dia tidak akan menyia-nyiakan rezeki yang diberikan Tuhan. Ia pun mengaku semakin yakin bahwa rezeki itu memang misteri, sesuatu yang memang tidak bisa ia kendalikan.
"Ini pemberian Allah. Allah memberi kesempatan kepada saya untuk mengubah jalan kehidupan. Saya jadi semakin yakin, jika memang rezeki itu misteri," ucap Sarino kepada detikJatim, Jumat (19/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berusia 28 tahun itu sadar, popularitas yang dia dapatkan secara instan juga bisa menghilang dalam sekejap. Dia tetap berusaha untuk sesekali berdagang 'kelapung' atau kelapa tepung goreng.
Rencananya, uang hasil endorse yang didapatnya sekarang ditabung untuk membuka usaha. "Saya ingin kumpulkan uang buat usaha ke depan. Jadi kalau (popularitas) sudah tenggelam, masih ada pendapatan," ujar Sarino.
Pria yang kini indekos di Sepanjang, Sidoarjo itu berharap bisa terus menghibur netizen dengan gaya bernyanyinya yang nyeleneh. Oleh sebab itu, ia bersama timnya membuat konten untuk diunggah di TikTok @Sarino680 dan YouTube rino 99.
"Jadi ke depan memikirkan kembali konten apa yang akan di-upload. Mulai duet nyanyi, ya apa aja lah, pokoknya buat menghibur," kata Sarino.
Sarino mengaku beberapa hari ini banyak menerima tawaran endorse. Mulai dari kaus, topi, hingga mempromosikan tempat usaha. Mereka meminta Sarino mempromosikan bisnisnya dan selanjutnya ditutup dengan menyanyikan lagu dir dur daeng.
"Ya, ada yang ngasih Rp 200 ribu, ada yang Rp 500 ribu. Tergantung permintaan. Kalau pelajar kadang ya kasih Rp 100 ribu, kemudian video itu dikirim via WhatsApp," kata Sarino.
Kesahajaannya datang dari pengalaman pernah difitnah. Baca di halaman selanjutnya.
Sebelum viral, jalan hidup Sarino berliku. Dia telah melewati manis pahitnya kehidupan. Dulu, pada 2011, Sarino pernah jualan sate keliling. Dia biasanya mengitari wilayah Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya.
"Dulu pernah jualan sate di sekitar MI KH Abu Mansyur, keliling di wilayah Lidah Wetan," kata Sarino, Rabu (17/8).
Ia lantas memutuskan mengadu nasib ke Sidoarjo setelah mendapat perlakuan tak menyenangkan dari rekan kerjanya sesama penjual sate. Ia harus menerima tuduhan menghabiskan uang penjualan sate yang tak pernah dia lakukan.
"Saya difitnah menghabiskan uang dagangan, padahal saya tahu dia mengambil dagangan saya. Makanya saya berhenti dari jualan sate itu dan pindah ke Sidoarjo," kata Sarino.
Tak lama setelah pindah, ia pun kembali menghadapi gelombang pahitnya hidup. Pada 2016 Sarino harus berpisah dengan istrinya tercinta. Sang istri menggugatnya bercerai. Ia pun harus menelan pil pahit yang lain lagi saat tahu jika istrinya telah menikah kembali dan memiliki seorang anak.
"Setelah cerai, mantan istri saya sudah menikah kembali dan memiliki satu anak. Saya (sempat) hilang tujuan," tutur Sarino.
Namun, ia tak ingin berlarut dalam kesedihan. Ia melanjutkan hidup dengan berjualan Kelapung di wilayah Taman Sidoarjo. Enam tahun berlalu, ia mampu melupakan kenangan pahit bersama istrinya meski hingga kini ia masih belum menemukan penggantinya.
"Masih belum pengen nikah, takut tersakiti lagi. Sekarang fokus buat bangga orang tua," pungkas Sarino.