Sebanyak 2 ribu peserta Jambore Mini Trek memadati Alun-alun Ponorogo, Minggu (7/8/2022) pagi. Mereka datang dari berbagai kota demi memamerkan sepeda mini trek hasil karyanya.
Salah satu peserta, Setyo Adi asal Blitar mengatakan dia sengaja membawa 5 unit sepeda miliknya untuk dipamerkan.
"Kan ini sepeda nostalgia, tahun 90 an banyak sepeda mini. Kemudian saya bangun, modal habis puluhan juta untuk 5 sepeda," tutur Setyo kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, harga mahal itu sepadan dengan kepuasan batinnya. Sebab, sepeda mini trek miliknya pun punya kecepatan maksimal layaknya road bike.
"Sepeda ini meski kecil, kecepatannya seperti sepeda balap," terang Setyo.
Peserta lain, Hari Suprijanto asal Surabaya sengaja datang ke Ponorogo satu hari sebelum acara. Meski berusia tua, Hari pun semangat mengikuti jambore.
"Mini trek itu gak terbatas usia, semua bisa suka termasuk saya. Sepeda saya ganti ban, ganti setir," ujar Hari.
Peserta lain, Hafizh Sarifudin asal Surabaya mengaku minimal menghabiskan Rp 3,5 juta tiap unit sepeda. Sebab, spare part sepeda mini trek berdasarkan pesanan.
"Saya sendiri senang dengan mini trek sudah 3 tahun ini. Karena bentuknya unik, klasik sama teman juga solidaritasnya tinggi," ujar Hafizh.
Panitia Event Jambore, Edo menerangkan dengan adanya kegiatan ini bisa mengenalkan sepeda rongsokan kepada masyarakat.
"Ini kan basic-nya sepeda rosokan, terus dibangun atau dirakit, jadinya kan unik," papar Edo.
Acara ini, lanjut Edo, untuk mengumpulkan anggota tiap komunitas mini trek di Indonesia. Selain itu, juga ada acara donasi, penampilan dari peserta dengan aksi tertentu.
"Rencana tahun 2023 depan juga kita akan gelar," pungkas Edo.
(abq/sun)