Bayi Meninggal Usai Diajak Motoran Tegal-Surabaya Dimakamkan di Semarang

Bayi Meninggal Usai Diajak Motoran Tegal-Surabaya Dimakamkan di Semarang

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Minggu, 07 Agu 2022 18:16 WIB
Little toes, baby feet wrapped in a heart blanket
Ilustrasi bayi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Axiara)
Surabaya -

Penyesalan mendalam dialami pasangan suami istri FJ (38) dan RA (37). Bayinya yang masih berusia 6 bulan meninggal usai dibawa mengendarai motor dari Tegal menuju Surabaya untuk menonton laga sepak bola. Sang bayi perempuan tersebut dimakamkan di Semarang.

Sang ayah, FJ, mengisahkan jika anaknya meninggal pada Minggu (1/8) sore di RSAL Surabaya. Kemudian, bayi tersebut langsung dibawa ke Semarang.

"Setelah dinyatakan meninggal, anak saya diantar ke Semarang pakai ambulance RSAL. Karena dimakamkan di sana," kata FJ kepada detikJatim, Minggu (7/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenazah putrinya sampai di Semarang pukul 11 malam. Namun, FJ menyebut ia tak langsung dimakamkan malam itu juga. Pemakaman dilakukan besoknya.

"Sampai Semarang pukul 11 malam, tapi kita makamkan paginya," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, FJ sempat membawa anaknya ke RS Marinir di Gunung Sari, Surabaya. Lalu, sang bayi dirujuk ke RSAL Surabaya.

Sesampainya di IGD RSAL, bayi FJ langsung mendapatkan penanganan dari dokter. Namun, saat itu dokter mengatakan jika bayinya sudah tidak bernafas. Dokter pun memberikan alat bantu pernafasan pada bayi.

"Setelah dibantu pakai alat pernafasan, nafasnya ada lagi," kata FJ saat dihubungi detikJatim di Surabaya, Minggu (7/8/2022).

Berita selengkapnya di halaman selanjutnya!

FJ pun sempat lega mendengar hal ini. Saat itu, dokter menyebut ada cairan di paru-paru sang bayi. Dokter pun berjanji akan melakukan langkah terbaik, salah satunya dengan mengeluarkan cairan tersebut.

"Kemudian dari hasil analisis, dokter mengatakan ada cairan di paru-paru. Saya bilang lakukan yang terbaik agar anak saya tertolong dok," jelas FJ.

Setelah menunggu cukup lama, dokter mengatakan jika cairan dalam paru-paru sang bayi sudah berhasil dikeluarkan. Namun sayang, jantung putrinya sudah tak lagi berdetak.

"Sekitar pukul 15.10 WIB saya dipanggil, katanya jantung anak saya sudah nggak berdetak. Terus dibantu lagi dengan alat agar jantungnya berdetak," kata FJ.

Sekitar pukul 16.02 WIB, FJ kembali dipanggil oleh dokter. Bagaikan disambar petir berkali-kali, FJ mendengar kabar jika putri ketiganya itu dinyatakan meninggal dunia.

"Setelah diceritakan kronologi penanganan anak saya, kemudian dokter mengatakan jika anak saya tidak tertolong," tutur FJ.

FJ pun merasakan penyesalan yang amat mendalam. Aksinya membela klub kesayangan, merenggut nyawa sang bayi. Terlebih, pertandingan tetap berlanjut meski ia membela datang hingga mengorbankan putrinya.

"Saya pribadi menyesal sedalam-dalamnya. Karena akibat keegoan saya agar mendapat kebanggaan akan mendukung klub bola yang saya dukung, membawa petaka bagi putri saya," sesal Fajar.

Halaman 2 dari 2
(hil/sun)


Hide Ads