3 Alat Berat Dikerahkan Evakuasi Bangkai Paus yang Terdampar di Banyuwangi

3 Alat Berat Dikerahkan Evakuasi Bangkai Paus yang Terdampar di Banyuwangi

Ardian Fanani - detikJatim
Kamis, 04 Agu 2022 16:53 WIB
3 Alat Berat Dikerahkan untuk Evakuasi Bangkai Paus yang Terdampar di Banyuwangi
3 Alat berat dikerahkan evakuasi paus terdampar (Foto: Ardian Fanani/detikJatim)
Banyuwangi -

Berbagai upaya telah dilakukan mengevakuasi bangkai paus yang terdampar di Pantai Bulusan, Kalipuro, Banyuwangi. Proses evakuasi di hari ketiga petugas mengerahkan 3 unit alat berat mulai dari loader, forklift dan backhoe.

Namun upaya itu sama sekali belum membuahkan hasil. Maklum dengan ukuran mencapai 16,5 meter dan bobot diperkirakan mencapai 30 ton ini jelas menyulitkan petugas.

Petugas berupaya menarik menggunakan 3 alat berat tersebut, namun bangkai seolah tak bergeming. Hanya bergoyang-goyang saja mengikuti gerakan ombak. Hal ini membuat petugas harus kembali memutar otak untuk mencari solusi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena bagaimanapun bangkai harus segera dievakuasi dan dikubur. Bangkai mulai membusuk dan menimbulkan bau busuk, kondisi itu dikeluhkan warga setempat.

"Kita upayakan untuk bisa naik ke permukaan dulu," kata salah petugas BPBD Banyuwangi yang berada di lokasi, Kamis (4/8/2022).

ADVERTISEMENT

Evakuasi sempat dilakukan dengan cara menggergaji tubuh mamalia laut raksasa itu. Namun sempat terkendala karena gergaji sulit menembus daging paus yang alot.

"Ada minyak yang muncul dari daging Paus, lengket jadinya. Juga posisinya di air, jadi agak susah," ungkapnya.

Sebagai informasi seekor paus berukuran besar terdampar di perairan pantai Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, sekitar pukul 13.00 WIB, Senin (1/8/2022).

Tim gabungan dari Satpolairud, TNI AL dan BPBD Banyuwangi telah melakukan upaya penyelamatan paus sperma itu. Namun nahas, paus itu kemudian mati di Pantai Bulusan itu.

Untuk meneliti penyebab kematian paus sperma itu, petugas sudah melakukan proses nekropsi pada bangkai paus tersebut. Sedikitnya ada 6 dokter hewan dan 9 asisten dosen dari Universitas Airlangga yang terlibat dalam proses itu.




(fat/fat)


Hide Ads