Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas memantau langsung evakuasi bangkai paus sperma yang mati karena terdampar di Perairan Pantai Bulusan Banyuwangi. Ipuk meminta adanya autopsi penyebab kematian mamalia laut besar itu.
Ipuk mengatakan autopsi perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti mengapa paus sperma (Physeter macrocephalus) itu sampai terdampar di perairan dangkal Banyuwangi hingga akhirnya mati.
"Dicek dulu kematiannya karena apa? Apa karena faktor usia, apakah karena penyakit, pencernaannya, apakah ada makanan yang mengganggu," kata Ipuk saat meninjau langsung ke lokasi, Selasa (2/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya menggandeng Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Kelautan (BPSPL) Denpasar Bali, Wilayah Kerja Banyuwangi dan Akademisi Kedokteran Hewan dari Universitas Airlangga (Unair).
Ipuk menyarankan penguburan bangkai paus itu dilakukan di sekitar wilayah perairan saja. Sebab, di masa mendatang, tulang belulang bangkai paus itu akan disatukan kembali dan diambil Unair untuk kepentingan penelitian.
"Tulang akan disatukan dan diambil oleh Unair untuk penelitian dan edukasi," ujar Ipuk.
Kasat Polairud Polresta Banyuwangi Kompol Masyhur Ade menambahkan tim gabungan TNI AL dan Satpolairud Polresta Banyuwangi sejumlah relawan sampai saat ini sedang berupaya melakukan evakuasi Paus Sperma yang mati.
Tadinya bangkai paus akan dibawa ke daratan, tetapi karena tidak memungkinkan maka bangkai itu bakal ditarik via laut menuju Pelabuhan ASDP Ketapang. Kemudian bangkai itu akan diangkat dan dikuburkan di areal sekitar pelabuhan ASDP Ketapang.
"Kami sudah koordinasi dengan pihak ASDP karena Paus Sperma akan dimakamkan di kantong parkir milik ASDP Ketapang di utara Hotel Banyuwangi Beach," terang Kasat Polairud.
Mengenai lahan penguburan bangkai Paus Sperma itu sudah disepakati oleh pihak ASDP Ketapang selaku pemilik lahan. "Kami sedang mengupayakan evakuasi bangkai Paus Sperma dari Dermaga Pantai Bulusan di belakang Hotel Ketapang Indah menuju utara Hotel Banyuwangi Beach," jelasnya lagi.
Proses evakuasi bangkai Paus Sperma tersebut masih menunggu Kapal Tugboat karena beban bangkai paus sperma yang berat.
Informasi yang dihimpun detikJatim di lapangan, paus itu pertama terlihat dari Utara. Tepatnya di belakang Hotel Banyuwangi Beach pada Senin (1/8/2022) pukul 13.00 WIB.
Paus itu terlihat kebingungan dan hanya berputar-putar di perairan berjarak 50 meter dari bibir pantai itu. Nelayan sempat berupaya membantu menggiring paus itu kembali ke tengah laut, namun usaha itu gagal.
Paus itu terus berenang ke arah selatan sembari terus menyemburkan air lewat punggungnya. Hingga akhirnya paus itu berhenti berenang saat tiba di belakang Hotel Ketapang Indah dan sempat menabrak rangka dermaga.
Fenomena itu cukup jarang terjadi di wilayah setempat. Ia menduga paus itu terdampar karena sedang sakit sehingga tidak mampu menyelam hingga tampak lemah dan tidak kuat berenang.
Hingga akhirnya, pada Senin malam (1/8/2022) paus sperma itu dinyatakan mati. Evakuasi Bangkai Paus Sperma dilakukan hingga saat ini.
(dpe/iwd)