Berbagai upaya dilakukan Polres Ngawi dalam mencegah konflik antarperguruan pesilat di wilayahnya. Sejumlah tokoh pesilat pun dikumpulkan di bulan Suro atau Muharam 1444 H. Biasanya di bulan ini, banyak kegiatan spiritual yang digelar para pesilat.
"Kita mengutamakan komunikasi untuk mencegah terjadinya konflik antarpesilat. Kita blusukan ke ranting-ranting wilayah kecamatan bergilir," ujar Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputera saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (1/8/2022).
Blusukan ke para tokoh pesilat tiap ranting, kata Dwiasi, dilakukan secara bergilir. Hal ini karena momen bulan suro banyak pesilat yang menggelar acara spiritual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita blusukan dan ngopi bareng antarperwakilan dari berbagai organisasi pesilat, baik desa maupun kecamatan. Karena bulan suro identik dengan acara spiritual," kata Dwiasi.
Dwiasi menjelaskan acara ngopi tersebut bertujuan untuk membangun silaturahmi antarpesilat dari berbagai organisasi pesilat. Hal ini agar tercipta guyub rukun dan dapat menciptakan situasi ketertiban masyarakat yang kondusif di bulan suro.
"Semoga bisa menjadi contoh untuk seluruh perguruan silat di Ngawi supaya guyub rukun dan saling menghargai dengan adanya komunikasi yang sehat dan santai," terang Dwiasi.
Selain itu, Dwiasi menambahkan, dalam bulan Suro tahun ini, ada 62 kegiatan spiritual pesilat dari berbagai organisasi. Untuk itu, Polres Ngawi mengerahkan 441 personel dalam pengamanannya. Polisi juga dibantu TNI dan instansi pemerintah.
"Jumlah kegiatan selama bulan suro ada 62 dari berbagai perguruan pesilat dan kita libatkan 441 personel pengamanan. Termasuk dibantu TNI dan instansi pemerintah," tandasnya.
Data yang dihimpun detikJatim, memang ada berbagai organisasi perguruan pesilat yang ada di Ngawi. Misalnya Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW), IKS PI hingga Pagar Nusa.
(hil/iwd)