Dalam sepekan, Pemkot Surabaya mendapatkan tiga penghargaan sekaligus. Salah satunya adalah kota layak anak (KLA) Kategori Utama dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI.
Penghargaa pertama dari Nirwasita Tantra dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Kedua, mendapatkan Penghargaan Sistem Merit dengan Predikat "Sangat Baik" yang diberikan oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dan penghargaan kota layak anak.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan sebelumnya Kota Pahlawan telah meraih penghargaan kategori utama empat kali berturut-turut. Kini, Surabaya kembali meraih predikat kelima kalinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, jika sebenarnya penghargaan itu tidak ada artinya ketika Surabaya tidak ada dukungan dari stakeholder. Seperti perguruan tinggi, untuk menjadikan kota ini layak untuk anak dan perempuan.
"Yang harus digaris bawah itu bukan penghargaan yang dipegang, bukan sebuah layak anak yang diharapkan, tanpa predikat itu pun kami terus berupaya menjadikan kota ini nyaman dan aman bagi anak dan perempuan," kata Eri, Minggu (24/7/2022).
Baca juga: Surabaya Ultah Kadonya Melimpah |
Eri mengatakan, agar Surabaya layak, aman dan nyaman bagi anak dan perempuan, pemkot berkolaborasi dengan perguruan tinggi menyediakan tempat layanan pendampingan dan belajar untuk anak dan perempuan di setiap balai RW. Dengan adanya tempat layanan, maka anak akan merasa nyaman.
"Seperti halnya di Kecamatan Bubutan, di situ ada permainan tradisional, pelajaran dan kegiatan seni. Itu setiap hari Jumat sama Sabtu malam minggu. Nah, ini akan membuat anak dan orang tuanya mengawasi dan berjualan di sana, maka semakin menyaman. Ini yang mau saya wujudkan," jelasnya.
Selain itu, komitmen pemkot menjadikan Surabaya sebagai (KLA) harus dengan menyediakan pelayanan di setiap wilayah untuk anak dan perempuan. "Jadi kenyamanan untuk anak dan perempuan ini yang saya wujudkan, nggak melihat Surabaya kota layak anak atau tidak, nggak. Apapun itu, saya ingin membangun Surabaya dengan hati, oleh karena itu saya ingin mengubah mindset warganya dengan dimulai dari mengubah mindset ASN pemkot," tambahnya.
Mengubah mindset yang dimaksud Eri ialah menentukan data di setiap RT yang tersistem menjadi satu, antara pemkot dengan para Kader Surabaya Hebat (KSH). Seharusnya, ketika mendata sebuah rumah, bukan hanya kader saja yang jalan, tetapi harus bersamaan dengan lurah, camat dan puskesmas.
"Maka saya bilang, nanti di bulan Agustus itu sudah ada Data Terpadu Masyarakat Surabaya (DTMS), karena membangun kota itu tidak bisa sendiri," ujarnya.
Orang nomor satu di Surabaya ini juga sudah berkoordinasi dengan jajaran kepolisian dan kejaksaan, untuk meningkatkan pelayanan terhadap anak dan perempuan. Oleh karena itu, fungsi dari pelayanan atau media pembelajaran di setiap RT/RW itu untuk memberikan solusi, khususnya ketika ada kejadian kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak.
"Kita sudah memberikan hukuman dan sanksi berat terhadap pelaku tersebut, kami juga matur nuwun sanget (terima kasih banyak) kepada Pak Kapolres dan Pak Kajari yang sudah melakukan itu semua. Seperti yang saya sampaikan, dengan adanya layanan itu orang tua akan tahu ketika kita sosialisasikan, sanksi dan hukumannya seperti apa," urainya.
Setelah melalui berbagai survei dan penilaian, Surabaya mendapat nilai tertinggi daripada kota/kabupaten lain dari Kemen PPPA, yakni dengan poin 912. Dengan poin tersebut, Surabaya sudah pantas disebut sebagai Kota Layak Anak di Indonesia.
Eri juga tidak mudah puas, selama pelayanan di setiap RT/RW itu belum berjalan maksimal. Dengan adanya pelayanan itu, maka ke depannya di setiap wilayah akan terpantau ketika ada permasalahan yang melibatkan anak dan perempuan.
"Jadi bagaimana nanti di Surabaya ada tempat perlindungan anak dan perempuan. Predikat layak anak itu mengikuti saja, yang terpenting dilakukan pemkot adalah melindungi anak dan perempuan serta membahagiakan warga Suroboyo," pungkasnya.
(iwd/iwd)