Masyarakat kerap bertanya, vaksin Sinovac boosternya apa sih? Pasalnya, belum lama ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) telah memperbarui tambahan kombinasi untuk vaksin booster atau dosis ketiga jenis Sinovac. Berikut penjelasannya dilansir dari detikHealth.
Seperti yang diketahui, vaksin booster dapat diberikan dengan 2 metode, yakni heterolog dan homolog. Vaksin booster heterolog diberikan dengan jenis vaksin booster yang berbeda, sedangkan homolog diberikan jenis vaksin booster yang serupa atau sama dengan suntikan dosis pertama dan kedua.
"Vaksin yang digunakan untuk dosis lanjutan (booster) pada poin-poin di atas disesuaikan dengan ketersediaan vaksin masing-masing daerah dengan mengutamakan vaksin yang memiliki masa expired terdekat," jelas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS dalam surat edaran, dikutip detikcom Senin (20/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun demikian, penerima vaksin booster juga tak boleh sembarangan. Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi sebelum menerima vaksin booster. Berikut di antaranya.
- Berusia 18 tahun ke atas
- Sudah menerima vaksin ke-2 dengan jarak minimal 3 bulan
- Kelompok prioritas vaksin booster adalah orang lanjut usia (lansia) dan pengidap immunocompromised
- Sudah Memiliki tiket vaksin di PeduliLindungi.
Vaksin Sinovac Boosternya Apa?
Booster Vaksin Sinovac sudah tercantum dalam surat edaran SR.02.06/C/2740/2022. Yakni tentang Penambahan Regimen Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster) bagi sasaran yang mendapat vaksin primer Sinovac. Jenis vaksin booster untuk penerima Sinovac saat ini bisa menggunakan metode heterolog dan homolog. Terdapat 5 kombinasi dari 5 jenis vaksin booster untuk Sinovac, di antaranya:
- Astra Zeneca separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
- Moderna dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Sinovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml (tambahan baru)
Selain itu, ada daftar kombinasi seluruh jenis vaksin booster yang penting diketahui masyarakat.
Penerima vaksin primer AstraZeneca
- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
- Astra Zeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Penerima vaksin primer Pfizer
- Pfizer dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Astra Zeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Penerima vaksin primer Moderna
- Moderna Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Penerima vaksin primer Janssen
- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
Penerima vaksin primer Sinopharm
- Sinopharm Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Efek Samping Vaksin Booster
Selain mengetahui booster vaksin, penting juga tahu efek samping yang kemungkinan dialami oleh sejumlah orang usai menerima vaksin booster.
Dikutip dari laman resmi covid19.go.id, efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) merupakan reaksi yang mungkin terjadi pada seseorang setelah menerima vaksin COVID-19. Meskipun tak semua orang mengalaminya, reaksi yang terjadi adalah hal yang wajar dan bersifat sementara.
Berdasarkan hasil penelitian, vaksin booster setengah dosis menunjukkan peningkatan level antibodi yang relatif sama dengan vaksin booster dosis penuh, dan memberikan dampak KIPI yang lebih ringan. Dikutip dari laman Instagram @dkijakarta, berikut gejala KIPI yang bersifat ringan dan sementara:
- Nyeri pada lengan di tempat suntikan
- Sakit kepala/nyeri otot
- Nyeri sendi
- Menggigil
- Mual atau muntah
- Rasa lelah
- Demam (ditandai dengan suhu >37,8 celcius)
- Mengalami gejala mirip flu dan menggigil selama 1-2 hari
(hse/fat)