Ayah Brigadir J Curhat, Remuk Lihat Anaknya Tewas di Tangan Polisi

Kabar Nasional

Ayah Brigadir J Curhat, Remuk Lihat Anaknya Tewas di Tangan Polisi

Tim detikSumut - detikJatim
Sabtu, 16 Jul 2022 19:55 WIB
Ibunda Brigadir J menangis usai anaknya dimakamkan.
Keluarga menangis saat pemakaman Brigadir Yosua. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Ayah Brigadir Nofryasyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Samuel Hutabarat tampak tegar saat mengisahkan cita-cita anaknya yang sejak kecil ingin menjadi polisi. Namun, Samuel tak menyangka nasib anaknya harus tewas di tangan polisi.

Brigadir J tewas usai terlibat baku tembak dengan Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Jakarta Selatan. Meski berusaha tegar, tetap saja hatinya tersayat saat mengingat hal ini.

Dilansir dari detikSumut, raut muka Samuel masih diselimuti kesedihan. Ia bercerita sejak kecil anaknya tergila-gila pada polisi. Bahkan, setiap barang yang berbau dengan polisi, pasti dibeli. Hingga pada akhirnya cita-cita itu terwujud.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi saya masih ingat betul itu, waktu dia kecil dia punya cita-cita jadi polisi, sampai dia kalau mau beli baju itu yang baju polisi lah, yang ada gambar garis kuning-kuningnya di baju itu. Dan sampai dia besar cita-citanya itu tercapai," ujar Samuel, Sabtu (16/7/2022).

Samuel mengaku rasa bangga itu tak hanya dirasakan dirinya, namun juga oleh keluarga besar. Dia pun rela mondar-mandir Jambi-Palembang mengurus segala kebutuhan setelah Brigadir J lolos menjadi polisi.

ADVERTISEMENT

"Jadi waktu dia lolos jadi polisi, itu kami yang pontang-panting ke sana-kemari itu. Dia kan lolosnya di Palembang. Kami sangat merasa bangga sekali. Awalnya banyak yang tidak percaya dia bisa lolos jadi polisi, tapi dia buktikan. Ya walau saya ini hanya kerja sebagai petani, dia mampu wujudkan impiannya itu," katanya.

Namun, rasa bangga itu kini berubah menjadi kesedihan mendalam. Apalagi usai mengetahui anak lelaki kebanggaannya tewas ditembak sesama polisi.

Samuel merasa insiden itu diselimuti sejumlah kejanggalan yang belum terjawab.

"Rasa sedih itu pasti dirasakan betul oleh kami. Ya gimana ya, nggak nyangka aja kepergiannya itu seperti ini. Jika kepergiannya dengan hal yang normal-normal saja tanpa ada kejanggalan seperti ini, saya sih masih bisa menerimanya. Kalau ini banyak kejanggalannya. Saya kira itu awalnya tewas anak saya itu di luar rumah itu. Ya tahu-tahunya di dalam," ujarnya.




(hil/dte)


Hide Ads