Review Thor: Love and Thunder, Kocaknya Thor di Balik Kengerian Gorr

Review Thor: Love and Thunder, Kocaknya Thor di Balik Kengerian Gorr

Tim detikJatim - detikJatim
Jumat, 15 Jul 2022 16:35 WIB
Natalie Portman di film Thor: Love and Thunder.
Film Thor/Foto: Dok. Marvel
Surabaya -

Perjalanan Thor sang Dewa Asgard mengarungi Marvel Cinematic Universe (MCU) 'terselamatkan' oleh Taika Waititi yang menggantikan Kenneth Branagh dan Alan Taylor lewat Thor: Ragnarok. Di saga ketiganya itu, Thor sukses dari segi pendapatan dan menuai pujian dari fans.

Upaya Waititi mengubah sosok Thor yang serius serta kelam menjadi cerah dan jenaka menjadi kunci kesuksesan Thor: Ragnarok. Dan sekali lagi sutradara asal New Zealand itu dipercaya menggawangi film keempatnya, Thor: Love and Thunder.

Apakah sekuel keempat ini sebelas dua belas dengan Thor: Ragnarok, atau bahkan melampauinya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Waititi kembali menggarap Thor: Love and Thunder dengan resep dan formula yang sama seperti Thor: Ragnarok, cerah dan jenaka. Namun kali ini dia tak menggunakan lagi jasa Eric Pearson, Craig Kyle, dan Christopher L Yost sebagai penulis naskah. Waititi menulis sendiri script-nya barengan bersama Jennifer Kaytin Robinson.

Opening Thor: Love and Thunder dibuka sangat baik dengan sosok Gorr (Christian Bale) yang harus kehilangan sang anak di tanah kering tandus. Pertemuannya dengan Dewa Rapu mengubahnya menjadi Gorr The God Butcher.

ADVERTISEMENT

Di semesta lain, Thor (Chris Hemsworth) yang tengah berjuang dengan skuad Guardian of The Galaxy harus berpisah demi menyelamatkan dewa-dewa lain. Thor tak menyangka ia akan bertemu dengan Jane Fonda, bukan, Jodie Foster, eh salah, Jane Foster (Natalie Portman) dalam bentuk lain. Pertemuan Thor dengan Jane adalah cinta lama yang bersemi kembali. Chemistry pun melingkupi keduanya. Namun dulu dan sekarang tak sama.

Waititi benar-benar mengubah genre Thor: Love and Thunder menjadi komedi aksi, bukan aksi komedi. Benar-benar popcorn movie, film hore-hore. Lawakan dan sentilan lucu ala one liner joke banyak bertebaran di sini. Aksi hanya menjadi sampingan atau background dari komedi yang ada. Di tiap scene, Waititi selalu berusaha menyempilkan apa yang bisa dibuat lucu.

Sayangnya, hal-hal lucu itu tak semuanya lucu, sebagian bahkan garing. Namun ada keseruan lain di sini yang dibuat Waititi dengan menampilkan adegan ikonik dari suatu film atau tokoh yang mungkin penonton tak menyadarinya. Dan itu menyenangkan untuk dilihat.

Hampir tak ada hal serius yang ditemukan di Thor: Love and Thunder kecuali dalam diri Gorr. Ketika scene beralih ke Gorr, scene itu jugalah yang membuat Thor lebih bernyawa dan hidup. Bale lah yang bisa dibilang menyelamatkan film ini. Penampilan Bale adalah yang paling juara lewat mimik, gestur, hingga cara bertutur. Kengerian akan makna seorang villain tercermin dengan sangat baik lewat diri Gorr melalui Bale.

Penampilan pelakon lain? Dalam porsi komedi, semuanya sama baiknya mengingat sebagian besar bukanlah murni aktor aktris komedi. Dan sepertinya semua menikmati menjadi pelawak berkat arahan Waititi yang memang sutradara komedi.

Salah satu nilai plus dari Thor: Love and Thunder adalah pemilihan OST yang digunakan. Lagu-lagu lawas baik lembut dan keras dari era 80-an terasa pas di film milenial ini. New age-nya Enya lewat Only Time yang tiba-tiba beralih ke Welcome to The Jungle-nya Guns N' Roses yang rancak tak membuat suasana yang tercipta menjadi terdistorsi. Our Last Summer-nya ABBA, Sweet Child O' Mine, dan petikan gitar Slash November Rain milik Guns N' Roses terasa pas dan segar mengisi keceriaan dan santainya menikmati kekocakan film ini.

Ya, Thor: Love and Thunder memang kocak dan diproyeksikan mendulang dollar. Dan berbicara tentang popcorn movie, jangan mengungkit soal hole atau logika di sini. Secara otomatis banyak hal tak logis yang bisa ditemukan. Namun sekali lagi tak perlu mempertanyakan itu, nikmati saja Thor: Love and Thunder sebagai sebuah hiburan tanpa perlu berpikir lebih dalam dan jauh

Marvel mungkin memang cocok dengan genre santai, ceria, dan jenaka. Aura kelam dan serius yang ditampilkan Marvel lewat sejumlah super hero-nya secara pendapatan memang tak banyak mendulang dollar seperti ketika super hero-nya melawak. Dan itu tak masalah, karena dua after credit Thor: Love and Thunder mengindikasikan akan ada film kelimanya. Apakah akan dibesut lagi oleh Taika Waititi?

Thor: Love and Thunder, benar-benar popcorn movie, film hore-hore yang menghibur. Oh ya, bila cermat, Anda akan menemukan secara tersirat isu sensitif yang dimasukkan Marvel di sini.



Simak Video "Video: Diduga 20 Tahun KDRT Istri, Suami di Surabaya Ditangkap Polisi"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads