Mahasiswa ITS Gagas Trem Tanpa Pengemudi untuk Kurangi Emisi Karbon

Mahasiswa ITS Gagas Trem Tanpa Pengemudi untuk Kurangi Emisi Karbon

Rina Fuji Astuti - detikJatim
Rabu, 13 Jul 2022 14:24 WIB
Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas inovasi Autonomous Electric Tram (AUTRAM). Atau yang disebut trem tanpa pengemudi bertenaga baterai.
Spesifikasi AUTRAM/Foto: Istimewa (dok.ITS)
Surabaya -

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas inovasi Autonomous Electric Tram (AUTRAM). Atau yang disebut trem tanpa pengemudi bertenaga baterai.

Gagasan itu berawal dari keprihatinan terhadap buruknya kualitas udara di Surabaya. Trem tersebut diklaim mampu mengurangi emisi karbondioksida di Surabaya sebesar 31 ton per tahun. Yang bertujuan untuk moda transportasi di masa mendatang.

Gagasan AUTRAM sebagai kendaraan yang menggunakan tenaga baterai terbilang masih baru. Ditambah lagi dengan kelebihan baterai yang dapat dicas menggunakan pembangkit tenaga surya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ide ini dapat terbilang baru, pemanfaatan energi terbarukannya juga cocok diterapkan di Surabaya," ujar Muhammad Ainul Yaqin, Ketua Tim Peneliti, seperti dalam rilis yang diterima detikJatim, Rabu (13/7/2022).

Untuk menjalankan trem itu, Ainul yang kerap disapa Inung membutuhkan beberapa sensor. Mulai dari Global Navigation Satellite System (GNSS), Light Detection and Ranging (LIDAR), Radar, hingga kamera dengan fungsinya masing-masing yang saling melengkapi.

ADVERTISEMENT

Seperti pada sensor GNSS. Sensor tersebut berfungsi untuk menentukan posisi trem menggunakan sistem navigasi satelit.

Selanjutnya, sensor LIDAR digunakan untuk mendeteksi sekaligus memetakan bentuk tiga dimensi dari lingkungan sekitar dengan akurasi yang tinggi. Sedangkan sensor radar akan mendeteksi dan mengukur jaraknya dengan akurat.

"Sensor radar dapat diandalkan untuk sistem pengereman darurat," ungkap mahasiswa Departemen Teknik Fisika angkatan 2019 itu.

Selain ketiga sensor tersebut, terdapat pula fitur kamera yang dapat mendeteksi benda di sekitar trem, rambu lalu lintas, serta garis jalan.

Hal itu juga didukung dengan kecerdasan buatan yang disebut Movement Authority Limit (MAL). MAL dapat menentukan batas jarak yang diperbolehkan untuk trem bergerak.

"Dengan begitu, trem dapat bergerak maju, berhenti, mundur, menambah kecepatan dan mengurangi kecepatan," tutur Inung.

Lebih lanjut Inung juga menerangkan bagaimana sistem penggerak pada AUTRAM. Tidak seperti trem pada umumnya yang menggunakan tenaga listrik, AUTRAM bergerak dengan baterai bertenaga surya.

"Jika daya pada baterai habis, maka akan diganti dengan baterai baru yang telah dicas di stasiun pengecasan," tutur pemuda asal Jember itu.

Menggunakan tenaga satu baterai penuh, AUTRAM mampu menempuh jarak hingga 77 kilometer. Selain itu, kendaraan dengan panjang 11,5 meter, lebar 2,7 meter, serta tinggi 3 meter itu juga memiliki keunggulan sistem pembayaran nontunai. Sehingga seluruh sistem pada kendaraan itu dapat dijalankan tanpa tenaga manusia.

Inovasi Inung bersama rekannya Novandian Rafly Kurniawan yang tergabung dalam Tim Solar itu juga berdampak pada pengurangan emisi karbon. Selain itu juga menghasilkan sistem transportasi umum kota yang modern.

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas inovasi Autonomous Electric Tram (AUTRAM). Atau yang disebut trem tanpa pengemudi bertenaga baterai.Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)/ Foto: Istimewa (dok.ITS)

Berkat gagasan tersebut, Tim Solar yang dibimbing oleh Dr Bambang Lelono Widjiantoro ST MT meraih juara 2 pada Kategori Future of Mobility dalam Kompetisi Digital Innovation and Technology Competition (DIGITECH) 2022, yang diselenggarakan oleh Astra
Indonesia beberapa waktu lalu.

Di akhir, Inung mewakili Tim Solar berharap ke depannya riset mengenai Autonomous Tram di Indonesia dapat segera terlaksana. Sebagaimana sebelumnya telah ada wacana pembangunan transportasi Surotram dan Boyorail di Surabaya.

"Kami berharap Indonesia dapat menjadi yang terdepan dalam pengembangan riset AUTRAM, sehingga tidak bergantung dengan teknologi negara lain," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/sun)


Hide Ads