Ada Kasus Penis Patah di Bali dan Surabaya, Seberapa Parah?

Kabar Kesehatan

Ada Kasus Penis Patah di Bali dan Surabaya, Seberapa Parah?

Tim detikHealth - detikJatim
Senin, 11 Jul 2022 03:33 WIB
banana with open skin in the tossed state on a dark background
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Albert Yarullin)
Surabaya -

Tim dokter urologi 2 rumah sakit (RS) di Indonesia, yakni RS Sanglah Bali dan RS Dr Soetomo Surabaya melaporkan kasus langka yakni penis patah saat bercinta dalam International Journal of Surgery Case Reports. Kedua pria tersebut masing-masing berusia 44 tahun dan 50 tahun.

Pada kasus di Bali, pria tersebut mengalami penis patah saat bercinta dengan posisi woman on top. Sementara, pria di Surabaya mengalami eggplant deformity atau deformitas terong saat bercinta dengan istrinya.

Dirangkum detikHealth, berikut ulasan dua kasus langka patas penis di Bali dan Surabaya.

Kasus di Bali

Pria berusia 44 tahun di Bali, mengalami penis patah saat bercinta dengan posisi woman on top. Dilaporkan ada suara 'crack', diikuti pembengkakan di bagian penis dan mengalami nyeri hebat serta hilangnya ereksi seketika.

Menurut laporan, darah keluar dari ujung penis. Pasien tersebut tidak memiliki riwayat diabetes melitus, hipertensi, ataupun operasi sebelumnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, pembengkakan yang dialami pasien merupakan indikasi ekimosis atau perdarahan di bawah kulit. Pasien juga mengalami kerusakan sepanjang 3 cm pada kedua corpus cavernosum atau bagian penis yang banyak dialiri darah saat ereksi.

Kerusakan yang melibatkan kedua bagian corpus cavernosum disebut langka karena hanya ditemukan pada 5 hingga 14 persen kasus.

Kasus di Surabaya

Berdasarkan laporan tim dokter di RSUD Dr Soetomo Surabaya, pasien berusia 50 tahun mengalami kasus penis langka yakni 'eggplant deformity' usai bercinta dengan istrinya. Kondisi tersebut membuat penisnya membengkak selama 4 jam dan berwarna ungu.

Saat dilakukan pemeriksaan, dokter menemukan hematoma atau gumpalan darah yang mengalir dari ujung ke skrotumnya dan uretra. Jika pecah, dapat menghalangi aliran urin.

Mereka mendiagnosis pria itu dengan "deformitas terong" dan mempersiapkannya untuk operasi perbaikan aliran darah. Tim dokter memotong skrotum untuk mengalirkan hematoma yang mereka temukan selama pemeriksaan awal.

Dalam laporannya di International Journal of Surgery Case Reports, tim dokter menyebut posisi tertentu saat bercinta memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penis patah. Termasuk di antaranya adalah woman on top, atau populer juga dengan sebutan cowgirl.

"Sebuah penelitian menyebut patah penis biasanya terjadi ketika wanita berada pada posisi superior. Ini terjadi ketika seluruh berat badan mendarat di penis yang ereksi atau ketika penis yang ereksi menabrak perineum (area antara dubur dengan vagina) wanita," tulis laporan tersebut.



Simak Video "Klinik Pengobatan Mak Erot Juga Bisa Tangani Keluhan Mr P Patah"
[Gambas:Video 20detik]
(hse/iwd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT