Ketua PB IDI dr Adib Khumaidi menyebut Indonesia saat ini kekurangan dokter spesialis. Salah satu faktornya karena penyebaran tenaga dokter spesialis yang tidak merata.
"Kekurangan dokter spesialis, iya. Kekurangan dan jumlah yang terdistribusi tidak merata. Dua hal ini menjadi satu hal yang perlu diupayakan dengan seluruh stake holder kesehatan saling bersinergi," kata dr Adib kepada wartawan, Jumat (8/7/2022).
Oleh karena itu, IDI bersama AIPKI, stake holder kesehatan, pemerintah daerah, pemerintah pusat, kementerian dalam negeri, kementerian kesehatan, kementerian pendidikan berkolaborasi berkaitan dengan sistem kesehatan nasional ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan berdasarkan yang disampaikan Menkes Budi, jika laporan di lapangan sebenarnya negara mempunyai kewajiban untuk memberikan suatu pelayanan di setiap wilayah di Indonesia. Ada pun berkaitan dengan ketersediaan sarana prasarana dan ketersediaan SDM.
"Kami dari IDI dan institusi pendidikan yang memproduksi dokter spesialis. Bagaimana mengupayakan transformasi SDM kesehatan yang berkaitan dengan dokter spesialis ini harus menjadi suatu kebutuhan yang harus disegerakan," jelasnya.
Sementara untuk membicarakan hal tersebut, ada faktor yang harus diperhitungkan. Tentunya dengan peran banyak pihak yang berkaitan. Agar nantinya tidak ada kendala.
"Peran pemerintah daerah, kemudian dukungan sarpras penting. Sehingga pada saat memproduksi seorang dokter spesialis tidak ada kendala pada sarpras," pungkasnya.
(iwd/iwd)