Puasa Dzulhijjah adalah puasa yang dikerjakan selama 9 hari pertama Dzulhijjah. Di antaranya puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan Arafah (9 Dzulhijjah). Namun, banyak pendapat menyebut puasa Tarwiyah masuk dalam puasa Dzulhijjah, sebab tidak ditemukan dalil shahih mengenai pelaksanaan puasa ini.
Menurut Muhammad Ajib Lc dalam bukunya Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Zulhijah, sebenarnya puasa tersebut sudah termasuk dalam puasa sunnah delapan hari sebelum Arafah meskipun tidak ada syariat mengenai puasa Tarwiyah.
Dalil Pelaksanaan Puasa Dzulhijjah
Dalil pelaksanaan puasa Dzulhijjah ini merujuk pada riwayat Abu Dawud.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis," (HR. Abu Dawud).
Selain itu, Imam Al Ghazali menerangkan dalam Kitab Ihya Ulumuddin dengan bersandar pada sebuah riwayat Bukhari dari Ibnu Abbas RA. Rasulullah SAW bersabda:
"'Tiada ada hari yang amal sholeh, lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (sepuluh hari pertama bulan Zulhijah).' Sesungguhnya berpuasa satu hari di dalamnya membandingi berpuasa satu tahun. Melakukan sholat malam di dalamnya membandingi sholat malam pada malam Lailatul Qadar. Salah seorang sahabat bertanya 'Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah?' Beliau bersabda, 'Iya. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid).'" (Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad juga meriwayatkan hadits serupa).
Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat puasa sunnah bulanDzulhijjah karena AllahTa'ala."
Bacaan Niat Puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya : "Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala."
Jadwal Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah
Berdasarkan keputusan hasil sidang isbat yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) RI, Rabu (29/6/2022) kemarin, ada perbedaan penentuan 1 Dzulhijjah 1443 H antara pemerintah dan Muhammadiyah. Sehingga, pelaksanaan puasa Dzulhijjah dan Idul Adha juga berbeda.
Versi Pemerintah dan NU
Menurut ketetapan pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU), jadwal puasa Arafah 2022 jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.
1 Dzulhijjah 1443 H : Jumat, 1 Juli 2022
2 Dzulhijjah 1443 H : Sabtu, 2 Juli 2022
3 Dzulhijjah 1443 H : Minggu, 3 Juli 2022
4 Dzulhijjah 1443 H : Senin, 4 Juli 2022
5 Dzulhijjah 1443 H : Selasa, 5 Juli 2022
6 Dzulhijjah 1443 H : Rabu, 6 Juli 2022
7 Dzulhijjah 1443 H : Kamis, 7 Juli 2022
8 Dzulhijjah 1443 H : Jumat, 8 Juli 2022 (Puasa Tarwiyah)
9 Dzulhijjah 1443 H : Sabtu, 9 Juli 2022 (Puasa Arafah)
Versi Muhammadiyah
Berdasarkan Maklumat PP Muhammadiyah Nomor: 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H, jadwal puasa Arafah 2022 jatuh pada Jumat, 8 Juli 2022.
1 Dzulhijjah 1443 H : Kamis, 30 Juni 2022
2 Dzulhijjah 1443 H : Jumat, 1 Juli 2022
3 Dzulhijjah 1443 H : Sabtu, 2 Juli 2022
4 Dzulhijjah 1443 H : Minggu, 3 Juli 2022
5 Dzulhijjah 1443 H : Senin, 4 Juli 2022
6 Dzulhijjah 1443 H : Selasa, 5 Juli 2022
7 Dzulhijjah 1443 H : Rabu, 6 Juli 2022
8 Dzulhijjah 1443 H : Kamis, 7 Juli 2022 (Puasa Tarwiyah)
9 Dzulhijjah 1443 H : Jumat, 8 Juli 2022 (Puasa Arafah)
Imbauan MUI soal Perbedaan Puasa Arafah
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, KH Abdullah Jaidi, mengimbau agar perbedaan waktu penentuan awal Dzulhijjah tidak membuat perpecahan di antara masyarakat. Adapun, terkait pelaksanaan puasa Arafah ia mengatakan agar masyarakat tidak perlu bingung.
"Kemudian kita ini kalau mau puasa Arafah pada tanggal berapa, kita ini dianjurkan puasa tanggal 1 Dzulhijjah sampai tanggal 9 Dzulhijjah. Berarti kita kalau mau puasa pada hari Jumat atau puasa Sabtunya masih dibolehkan, karena belum ditetapkan sebagai Hari Raya Idul Adha, dan terjadinya selisih itu fatwa ulama kalau terjadi perbedaan ahli hisab maka putusan hakim dalam hal ini Menteri Agama yang harus ditaati," kata Jaidi saat konferensi pers, Rabu (29/6/2022).
"Tapi kita tidak melarang saudara-saudara kita yang akan berhari raya tanggal 9 Juli, saudara kita dari Muhammadiyah atau lain-lainnya, tetapi marilah kita saling menghormati saling menghargai di antara kita atas perbedaan ini, sehingga tidak menjadikan perpecahan di tengah-tengah kita," imbuhnya.
(hse/dte)