Perjuangan Guru SMP Pinggiran Tulungagung Demi Dapatkan Siswa Baru

Perjuangan Guru SMP Pinggiran Tulungagung Demi Dapatkan Siswa Baru

Adhar Muttaqin - detikJatim
Minggu, 03 Jul 2022 15:49 WIB
SMPN 2 Rejotangan Tulungaung
Foto: SMPN 2 Rejotangan Tulungagung (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Tulungaung -

Sejumlah SMP negeri di Tulungagung kesulitan mendapatkan siswa baru dalam Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) online 2022. Para guru pun terpaksa harus bergerilya demi mendapatkan tambahan murid.

Beberapa SMP negeri yang sepi peminat di antaranya SMPN 2 Rejotangan, SMPN 3 Bandung, SMPN 2 Bandung dan beberapa sekolah lain. Sekolah tersebut rata-rata berada di pinggiran atau perbatasan dengan kabupaten lain.

Kepala SMPN 3 Bandung Nur Sidik, mengatakan dalam PPDB online tahun ini sekolahnya sempat hanya mendapat satu orang siswa. Itupun merupakan limpahan dari sekolah lain. Namun dari kerja keras para guru, pada PPDB tambahan sekolahnya kini menerima 82 siswa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau PPDB online kemarin satu siswa, limpahan dari SMPN 1 Bandung. Sudah kami telusuri dan memang benar mau sekolah ke sini. Tapi sebetulnya dalam PPDB online itu ada 10 anak yang murni mendaftar ke sini hanya saja terlambat mengunggah ke sistem, sekarang sudah kami ikutkan susulan," kata Nur Sidik, Minggu (3/7/2022).

Pihaknya mengakui hingga pengumuman pendaftaran yang lalu, sekolahnya tidak mampu memenuhi kuota atau pagu siswa baru yang ditargetkan. Kondisi itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor, mulai dari lokasi hingga tingkat persaingan antarlembaga sekolah.

ADVERTISEMENT

"SMPN 3 ini terletak di Desa Bulus, Kecamatan Bandung, lokasinya berada di perbatasan dengan Kabupaten Trenggalek," ujarnya.

Lokasi yang kurang strategis tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi SMPN 3, karena masyarakat sekitar banyak yang memilih menyekolahkan anaknya ke SMPN 1 Bandung, ke MTs Negeri Bandung serta SMP swasta yang berbasis agama.

"Kalau melihat murid yang selama ini sekolah di sini separuhnya justru dari Trenggalek, karena lokasinya berdekatan. Seperti dari Desa Ngadirejo, Ngadisuko, bahkan sampai Kedunglurah," jelasnya.

Namun kondisi tersebut tidak membuat para guru patah semangat, mereka justru aktif bergerilya ke sejumlah sekolah dasar dan masyarakat sekitar agar menyekolahkan anaknya. Kerja keras para guru tidak sampai di situ, mereka juga menyisihkan sebagian penghasilan untuk membelikan seragam gratis bagi siswa baru.

"Alhamdulillah respons dari masyarakat cukup bagus, sehingga kami bisa menambah jumlah siswa. Di sisi lain hal ini kami lakukan karena juga ada kepentingan para guru, yakni untuk memenuhi jam mengajar," jelasnya.

Sebab jika jumlah jam mengajar di bawah batas minimal yang ditentukan, maka akan berdampak pada tunjangan sertifikasi guru serta alokasi dana BOS.

Nur Sidik menambahkan, sampai saat ini pihaknya berhasil mendapatkan 82 siswa baru dari program jemput bola ke masyarakat. Para calon siswa tersebut bahkan telah mendaftar ulang. "Semua kami masukkan dalam sistem PPDB tambahan," kata Nur.

Pengalaman serupa juga dialami SMPN 2 Rejotangan. Sekolah yang berbatasan dengan Kecamatan Ngunut ini hanya mendapatkan empat siswa baru pada PPDB online 2022.

Kepala SMPN 2 Rejotangan, Sukatrin, mengatakan minimnya pendaftar di sekolahnya telah terjadi selama bertahun-tahun.

"PPDB online tahun ini dapat empat, kemudian ini ada tambahan tiga anak dari panti asuhan, tapi anaknya masih di luar pulau. Jadi totalnya ada tujuh," kata Sukatrin.

Sepinya pendaftar di SMPN 2 Rejotangan itu diakibatkan oleh tingginya tingkat persaingan antarlembaga. Mengingat di sekitar sekolah tersebut banyak berdiri lembaga pendidikan sejenis.

"Di dekat sini ada SMPN 3 Ngunut, kemudian SMPN 1 Ngunut, MTsN Aryojeding, kemudian SMP Islam dan beberapa sekolah lain," jelasnya.

Meskipun demikian para guru tetap mengupayakan tambahkan peserta didik baru, dengan menyisir ke berbagai desa sekitarnya. "Tetap seperti tahun-tahun kemarin, kami keliling, bahkan kami juga berkomunikasi dengan kepala desa untuk ikut membantu mencarikan anak-anak yang putus sekolah," jelasnya.

Bahkan kata dia pendaftaran sekolah di SMPN 2 Rejotangan akan tetap dibuka meskipun telah masuk proses belajar mengajar telah berjalan. "Sampai Agustus masih kami buka, ya maksimal sebelum update dapodik," ujarnya.

Lanjut Sukatrin, meskipun jumlah siswa yang didapat hanya sedikit, pihaknya sekolah berjanji akan tetap menyelenggarakan pendidikan dengan baik Para siswa akan mendapatkan hak yang sama dalam mengakses pendidikan.




(abq/fat)


Hide Ads