Penjelasan Pakar soal 'Teror' Jutaan Laron di Jembatan Kali Porong Sidoarjo

Penjelasan Pakar soal 'Teror' Jutaan Laron di Jembatan Kali Porong Sidoarjo

Suparno - detikJatim
Senin, 27 Jun 2022 18:59 WIB
Penjelasan Pakar soal Teror Jutaan Laron di Jembatan Kali Porong Sidoarjo
Teror jutaan laron di Jembatan Kali Porong, Sidoarjo. (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Sejak beberapa waktu yang lalu fenomena jutaan laron muncul di Jembatan Kali Porong hingga membuat puluhan pengendara sepeda motor terjatuh menjadi perhatian masyarakat. Kemunculan laron ini bukan tanpa sebab. Ada penjelasan secara ilmiah kenapa laron itu terus muncul di jembatan tersebut dan cara mengendalikan populasinya.

Dosen Prodi Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Bidang Hama dan Penyakit Tanaman Dr Ir Sutarman membenarkan laron adalah serangga yang kerap muncul bergerombol.

Banyak yang menganggap serangga ini cenderung mencari tempat yang punya cahaya terang seperti di jembatan Porong. Padahal ada penjelasan yang lebih detail.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sutarman memperhatikan fenomena munculnya laron di Jembatan Kali Porong dia perhatikan juga terjadi di sejumlah tempat. Termasuk di Jembatan Krembung, Sidoarjo tepatnya di jalan menuju Mojosari, Mojokerto.

"Fenomena ini unik. Biasanya, laron memang keluar setelah hujan. Tapi bukan menyukai tempat yang dingin, ya, laron justru menyukai tempat dengan peningkatan suhu udara," kata Sutarman dihubungi via telepon, Senin (27/6/2022).

ADVERTISEMENT

Lingkungan dengan kondisi yang sangat disukai laron biasanya ditandai dengan kelembaban udara yang tinggi. Sungai Porong yang lebar menurut Sutarman menciptakan kelembaban udara yang tinggi tetapi suhunya relatif normal.

Sedangkan di area jembatan yang secara struktur fisik (aspal, besi jembatan, dan lain-lain) relatif lebih banyak menyimpan dan mengemisikan panas menyebabkan perbedaan suhu yang drastis.

"Tanah itu, kan, menyerap panas pada siang hari. Di malam hari atau sesudah hujan akan menyumbangkan panas ke udara di permukaannya. Perpaduan dengan kadar air udara atau kelembaban yang relatif tinggi itulah tercipta suasana yang sangat nyaman bagi laron dalam aktivitas prakawin atau mencari pasangan secara cepat. Karena tubuh laron yang transparan mudah dehidrasi," kata Sutarman.

Jutaan Kawanan Laron Berterbangan karena Ini

Teror jutaan laron di Jembatan Kali Porong Kawanan jutaan laron berjatuhan di aspal jembatan. (Foto: Suparno/detikJatim)
Laron adalah salah satu dari kasta koloni rayap. Hampir sama seperti semut atau lebah, ada ratu lebah, ada lebah pekerja, ada lebah prajurit, koloni rayap juga terdiri dari 3 kasta tergantung fungsi.

Pertama, kasta pekerja yang berperan mencari makan. Kemudian kasta prajurit yang berperan pertahanan koloni. Terakhir kasta reproduksi dengan peran perkembangbiakan.

Rayap adalah serangga dari ordo Isoptera yang termasuk serangga sosial karena memiliki pembagian kasta yang memiliki peran berbeda-beda, yaitu: ratu, raja (pejantan), nimfa, pekerja, prajurit, dan laron. Ratu berperan menghasilkan telur atau keturunan serta mengatur kehidupan koloni melalui feromon.

Intensitas feromon itu lantas dipersepsikan oleh anggota koloni sebagai perintah atau pengaturan, termasuk di antaranya menentukan kapan laron (kasta bersayap) dibentuk dan keluar dari sarangnya di dalam tanah. Tubuh laron ratu ini besar dan sangat besar jika dibandingkan dengan kasta yang lain.

"Kasta Laron adalah bentuk rayap yang berbeda dari kasta lain karena dilengkapi dengan sayap yang memungkinkannya untuk terbang meninggalkan koloni untuk membentuk koloni baru," jelas Dosen Prodi Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Bidang Hama dan Penyakit Tanaman Dr Ir Sutarman.

Saat bertelur dan berkembangbiak itulah laron berterbangan mengikuti perintah dari Sang Ratu Laron di setiap koloni. "Dan di satu wilayah bisa jadi tidak hanya terdapat 1 atau 2 koloni rayap, tetapi bisa lebih dari itu," kata Sutarman.

"Laron adalah rayap kasta reproduksi yang siap untuk berkembang biak. Satu koloni laron jumlahnya bisa mencapai puluhan hingga ratusan ribu. Di beberapa jurnal yang saya baca ratu rayap saat bereproduksi bisa menghasilkan sekitar 30.000 telur setiap hari, di mana telur itu akan menetas dan menjadi rayap dalam 3 kasta tadi," ujarnya.

Saran Pengendalian Populasi Laron

Pengendara sepeda motor berjatuhan akibat jutaan laron di Jembatan Kali Porong Sidoarjo Laron yang berjatuhan mengakibatkan jalanan menjadi licin. (Foto: Suparno/detikJatim)
Soal upaya pengendalian populasi laron itu, kata Sutarman, yang paling cepat efeknya yakni dengan penyemprotan kimia pestisida diiringi penyemprotan dengan air ke badan jembatan supaya laron yang mati bisa dibersihkan dari jembatan.

"Kalau dibiarkan, jutaan laron yang mati akan terlindas kendaraan dan pada akhirnya membuat jalan licin sehingga membahayakan keselamatan pengendara. Pengendalian laron bisa dilakukan dengan penyemprotan pestisida oleh dinas kesehatan dengan unit sprayer. Untuk penyemprotan tumpukan laron yang mati di jembatan bisa dilakukan unit PMK," ujarnya.

Cara yang bijak, menurutnya, dengan memperbaiki lingkungan dengan mempertahankan dan menciptakan vegetasi berupa pepohonan agar memberi kesempatan burung emprit dan burung liar sejenisnya yang kecil dapat tinggal dan menjadi bagian habitatnya.

Dengan demikian begitu laron muncul, burung bisa segera memangsanya. Kalau di alam liar atau alami banyak hewan pengerat dan Beberapa hewan kecil lain yang memangsa laron sebelum terbang. Tapi itu sulit terjadi di perkotaan.

"Misalnya Trenggiling merupakan hewan liar yang sanggup mencari laron dari lubangnya sebelum sempat keluar untuk terbang. Tapi, kan, lingkungan Sidoarjo dan banyak tempat lainnya sudah tidak "alami" bahkan tidak memiliki hutan lindung yang efektif sebagai tempat bertahan dan hidupnya burung dan berbagai predator bagi rayap. Makanya laron seringkali bermunculan di jembatan Porong lama," kata Sutarman.

Halaman 2 dari 3
(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads