Pesan Terakhir Bos Sepatu di Mojokerto Sebelum Bunuh Diri Tenggak Racun

Pesan Terakhir Bos Sepatu di Mojokerto Sebelum Bunuh Diri Tenggak Racun

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 21 Jun 2022 16:30 WIB
Andri Budi Santoso (46) tewas bunuh diri di makam istrinya
Juragan sepatu ditemukan tewas bunuh diri di makam istri (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Seorang juragan sepatu di Mojokerto, Andri Budi Santoso (46) nekat mengakhiri hidup dengan menenggak racun tikus dan racun serangga di makam istrinya. Semacam berpamitan, warga Desa/Kecamatan Gedeg, Mojokerto ini sempat menyampaikan pesan terakhirnya.

Diketahui, Andri berstatus duda sejak istrinya, Sutiya Ningsih meninggal karena COVID-19 pada 20 Juli 2021. Sehari-hari, ia tinggal bersama tiga anaknya yang duduk di bangku kelas 2 SMK, kelas 1 SMP dan TK nol besar di Dusun/Desa Gedeg.

Bapak tiga anak ini mempunyai 2 industri rumahan sepatu. Pertama di Dusun Gedeg yang manajemennya ia serahkan ke anak sulungnya, Bima Prayuganing Santoso (18). Di tempat ini, korban mempunyai 15 karyawan. Usaha kedua di Dusun Losari, Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg yang baru berjalan dan ia kelola sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aslinya bisnisnya lancar-lancar saja. Di Gedeg saya disuruh handle, yang di Losari baru berjalan dipegang bapak sendiri," kata Bima kepada detikJatim, Selasa (21/6/2022).

Bima menuturkan, mendiang bapaknya memang menunjukkan perubahan perilaku akhir-akhir ini. Menurutnya, Andri menjadi lebih pendiam dibandingkan sebelumnya. Namun, korban enggan menceritakan masalah yang ia alami kepada anak-anaknya.

ADVERTISEMENT

Sehingga Bima tidak mengetahui persis persoalan apa yang mendorong bapaknya nekat bunuh diri. Terlebih lagi tidak ada surat wasiat yang ditinggalkan Andri.

Sejauh yang Bima ketahui, bapaknya kesulitan biaya untuk menikah dengan janda bernama Fitri, warga Dusun Losari, Desa Sidoharjo yang rencananya digelar 3 Juli nanti. Pihak calon istri korban meminta uang Rp 17 juta untuk menggelar resepsi pernikahan.

"Bingung tidak ada dananya, duitnya kan untuk putaran (bisnis) semua. Yang sana (pihak calon istri korban) sudah ngebet. Katanya yang sana minta Rp 17 juta untuk ramai-ramai. Keinginan kami tak perlu ramai-ramai karena sama-sama sudah punya anak. Banyak yang sudah memberi saran, tapi egonya besar bapak itu," jelasnya.

Perubahan perilaku maupun persoalan yang dialami mendiang bapaknya tetap saja membuat Bima tak menyangka peristiwa tragis itu terjadi. Pelajar kelas 2 SMK ini sempat mempunyai firasat sebelum menerima kabar kematian bapaknya.

"Perasaan saya tidak enak kemarin sore. Saya cerita ke tukang sol kalau perasaan saya tidak enak, tubuh lemas, saya pakai nonton televisi. Setelah magrib saya dikabari (kematian Andri) saat akan memasak untuk karyawan," ungkapnya.

Sebelum bunuh diri, Andri sempat pamit ke Bima untuk mengunjungi calon istrinya pada Senin (20/6) sekitar pukul 11.30 WIB. Juragan sepatu itu pulang sekitar pukul 14.30 WIB membawa bahan-bahan sepatu. Ia kembali meninggalkan rumah sendirian setelah berganti kaus oranye dan celana jeans cokelat.

Menurut Bima, saat itu mendiang bapaknya pergi tanpa pamit. Ia juga tidak mengetahui apa saja yang dibawa korban. Pesan terakhir bapaknya justru ia dengar dari salah seorang karyawan tukang gambar kap sepatu. Melalui pesan tersebut, seolah-olah Andri berpamitan untuk pergi selamanya.

"Tukang gambar bilang ke saya kalau bapak memberi tahu dia untuk gajian berikutnya disuruh minta ke saya langsung. Gajian satu minggu sekali setiap hari Sabtu. Kemarin saya tidak berpikiran macam-macam. Setelah kejadian saya ingat pesan tersebut," tandasnya.

Andri ditemukan tewas di makam istrinya oleh Juru Kunci Makam Islam Desa Gedeg, Bambang Utomo (52) yang menyalakan lampu makam pada Senin (20/6) sekitar pukul 17.30 WIB. Juragan sepatu itu tewas dengan posisi duduk sila di sebelah timur makam istrinya. Namun, badan korban tengkurap di atas makam istrinya.

Polisi menyimpulkan Andri tewas akibat menenggak racun tikus dan racun serangga. Hasil olah TKP, petugas menemukan 1 saset obat nyamuk cair, 2 bungkus bekas racun tikus, 1 saset sisa obat nyamuk cair, 1 kantong plastik ikan hias, 1 gunting, sepasang sandal korban, serta bekas muntahan korban.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads