Dibubarkan Banser, Silaturahmi-Deklarasi Ikatan Alumni Ansor Jatim Ricuh

Dibubarkan Banser, Silaturahmi-Deklarasi Ikatan Alumni Ansor Jatim Ricuh

Tim detikJatim - detikJatim
Sabtu, 18 Jun 2022 08:01 WIB
Silaturahmi alumni ansor jatim ricuh
Kericuhan di silaturahmi IKA Ansor Jatim. (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Kericuhan mewarnai acara silaturahmi halalbihalal dan deklarasi Ikatan Alumni (IKA) GP Ansor Jawa Timur di Halaman Gedung Pergerakan Penganut Khittah Nahdliyyah (PPKN) Surabaya, Jumat (17/6). Kegiatan ini dibubarkan anggota Ansor dan Banser Surabaya.

Pantauan detikJatim di lokasi, ratusan anggota IKA GP Ansor Jatim menggelar silaturahmi dan deklarasi sekitar pukul 14.00 WIB. Setelah itu, mereka mendengarkan sambutan dari Ketua DPD RI La Nyalla Matalitti melalui virtual.

Tiba-tiba, puluhan massa dari Ansor dan Banser Surabaya datang berusaha membubarkan acara. Massa dari Ansor dan Banser berteriak lantang mempertanyakan kejelasan acara itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bubar, ayo bubar! Ini acara apa?" kata N Uuth Akhmadie, Sekretaris Banser Surabaya.

Sontak, Anggota IKA GP Ansor Jatim sempat melakukan perlawanan. Namun, puluhan massa Ansor dan Banser Surabaya yang sudah merangsek ke lokasi menurunkan backdrop acara dan mematikan layar proyektor, hingga membanting sejumlah kursi.

ADVERTISEMENT

Tak berhenti sampai di situ, ketegangan berlanjut sampai kedua massa dari Ansor-Banser Surabaya bersitegang dengan Anggota IKA GP Ansor Jatim. Tampak massa dari Ansor-Banser Surabaya melucuti jaket dan topi IKA GP Ansor Jatim karena disebut memakai logo Ansor-Banser.

"Ini apa logo Ansor-Banser di jaketmu? Ini ilegal. Kamu memakai nama Ansor-Banser," teriak salah satu massa Ansor-Banser Surabaya.

Sekitar 30 menit ketegangan berlangsung, massa dari Anggota IKA GP Ansor Jatim membubarkan diri. Sejumlah anggota memilih masuk ke dalam Gedung PPKN.

Massa dari Ansor-Banser Surabaya kemudian menyita sejumlah atribut seperti backdrop serta logo Ansor-Banser yang dipasang di jaket Anggota IKA GP Ansor Jatim.

Tak lama kemudian, kepolisian dari Polsek Gayungan tiba di lokasi untuk menenangkan kedua massa.

Sementara itu, Sekretaris PC Ansor Surabaya, Rizam Safiq mengungkapkan, pihaknya tidak bermaksud membubarkan perkumpulan massa tersebut. Namun, ia tidak ingin ada massa membawa-bawa nama Ansor atau Banser.

"Pada intinya kita tidak membubarkan perkumpulannya atau alumni silaturahmi. Nama PPKN nggak papa, tapi jangan pernah membawa nama Ansor dan Banser, apalagi dipakai embel-embel alumni. Mereka tidak izin dari pimpinan pusat, pimpinan wilayah, dan pimpinan cabang yang masuk wilayah kami," kata Rizam di lokasi.

Selain itu, Rizam mengaku akan segera melaporkan ke pihak berwajib terkait pemakaian logo Ansor-Banser Surabaya yang dipakai di acara Alumni GP Ansor Jatim.

"Kami berencana melaporkan kegiatan ini ke ranah hukum, karena logo Ansor diubah, karena diberi nama Ikatan Alumni GP Ansor Jatim. Mengubah logo ini kan jelas ada hukumannya, karena logo Ansor Bansor sudah terdaftar ke negara di hak kekayaan intelektual," tegasnya.

Sementara itu, salah satu tokoh IKA GP Ansor Jatim, Choirul Anam mengungkapkan, apa yang dilakukan massa Ansor-Banser Surabaya bentuk premanisme.

"Itu premanisme dari Banser. Yang saya khawatirkan, tidak tanggung jawab, (mereka) menghentikan pidato Pak La Nyalla, beliau pejabat tinggi Ketua DPD RI, ini yang saya khawatir. Kami maklum mereka preman, tapi Pak Nyalla itu punya Pemuda Pancasila yang juga banyak sekali," katanya.

Pria yang akrab disapa Cak Anam ini menyebut, tindakan massa dari Ansor-Surabaya melanggar aturan.

"Tindakan premanisme Banser ini sudah tidak beretika, tidak bermoral dan melanggar aturan. Itu kan pidato pejabat tinggi dan itu online tiba-tiba diambil, kayak preman. Saya nggak bisa menghalangi orang-orang seperti itu (massa Banser-Ansor Surabaya)," jelas mantan Ketua GP Ansor Jatim tersebut.

"Jadi ini satu accident, yang saya tidak tanggung jawab orang-orang itu. Jadi yang memakai baju Banser seperti preman. Saya juga nggak melapor ke polisi, untuk apa? Ini persoalan yang alumni sadari, bahwa banser-banser sekarang seperti itu, otak preman, rusak kayak begitu," tandas Cak Anam.

Dikonfirmasi di tempat yang sama, Ketua Panitia Silaturahmi IKA GP Ansor Jatim Said Sutomo menilai, acara tersebut harusnya tidak perlu izin. Dia juga membantah jika disebut mencomot logo Ansor.

"Ini kan hanya alumni-alumni saja. Memang alumni perlu izin? Wong kita kalau lulus sekolah atau kuliah, kan kita boleh ngadain kumpul-kumpul alumni. Dan tidak benar kalau kami ilegal, nyomot-nyomot logo, tidak benar," tegas Said.

Acara yang juga berisi deklarasi IKA GP Ansor Jatim ini akhirnya dibubarkan polisi. Kapolsek Gayungan Kompol Suhartono menyebut, acara deklarasi Alumni GP Ansor Jatim tidak berizin.

"Jadi kegiatan ini, baik (izin) tingkat polsek, polres, polda tidak memberi izin surat. Dan dari tempat ini pula tidak memberi izin (pemberitahuan)," kata Suhartono di lokasi.

Suhartono mengungkapkan, demi mengantisipasi kericuhan yang lebih parah, pihaknya meminta dua massa, baik dari kubu Ansor-Banser Surabaya maupun anggota IKA GP Ansor Jatim membubarkan diri.

"Dari potensi kerawanan, kami bubarkan acara ini," pungkasnya.




(hil/dte)


Hide Ads