Pemotor Diimbau Jangan Pakai Sandal Jepit, Warga: Mosok Nang Pasar Sepatuan

Pemotor Diimbau Jangan Pakai Sandal Jepit, Warga: Mosok Nang Pasar Sepatuan

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Rabu, 15 Jun 2022 17:50 WIB
pengendara motor melintas di surabaya diimbau tak menggunakan sandal jepit
Ilustrasi pemotor pakai sandal jepit (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Imbauan agar tidak memakai sandal jepit saat memakai sepeda motor membuat kaget semua pihak. Komentarnya pun beragam. Lantas, seperti apa tanggapan warga Surabaya perihal tersebut?

Seorang pengendara motor bernama Devi Octaviana (22), mengaku tak setuju dengan kebijakan itu. Meski, hal tersebut bertujuan baik, yakni untuk meminimalisasi luka di kaki saat kecelakaan lalu lintas.

"Nggak setuju, misalnya ada orang nggak mampu, terus bisanya cuma pakai sandal dan gak bisa beli sepatu, bagaimana?," kata warga Sidotopo Wetan Baru Gang 3 Surabaya itu kepada detikJatim, Rabu (14/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal senada disampaikan Ibu Rumah Tangga (IRT) asal Jambangan, Firdamaya. Ia mengaku tak setuju lantaran justru mempersulit rutinitasnya. Terutama, saat hendak berbelanja ke pasar.

"Kalau saya sih kurang setuju ya, karena kita sebagai manusia pasti mencari yang mudah. Menurut saya memakai sandal jepit saat berkendara itu mempermudah pengendaranya. Contoh, pekerja kantoran di kantor kan dituntut pakai sepatu heels, masak iya di kendaraan? Apalagi motor pakai heels kan berbahaya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Wanita berusia 25 tahun itu menyatakan, para IRT menggunakan sandal untuk mempermudah aktivitasnya. Meski kurang aman, namun dia mengutamakan kenyamanan.

"Kan saya harus gerak cepat jemput anak, belanja ke pasar sepertinya juga pakai sandal jepit lebih mudah dan nyaman tentunya. Mosok ya ke pasar ya sepatuan," jelas Firda terkekeh.

Jika dirasa pakai sandal jepit kurang membuat aman dan nyaman, dirinya menyarankan untuk memakai kaus kaki.

"Kalau alasannya pakai sandal jepit kurang aman ya mungkin bisa dilengkapi dengan kaus kaki, biar lebih aman dari aspal," tuturnya.

Berbeda dengan yang lain, pengendara motor bernama Yuan Arista justru setuju dengan kebijakan tersebut bila dilandasi faktor keamanan berkendara. Terutama, saat menempuh perjalanan jauh.

"Berkendara diharuskan pakai sepatu sih boleh-boleh saja tapi buat yang perjalanan jauh, karena juga biar nggak kepanasan. Tapi, kalau cuma dekat saja, rasanya aneh kalo harus pakai sepatu, jelas lebih nyaman pakai sandal jepit, masa ke pasar pakai sepatu, terus kalau pas hujan apa juga pakai sepatu?," kata warga Krembangan, Surabaya.

Hal senada diungkapkan Anik Purwanto, warga Genteng Kali Surabaya. Menurutnya, saat di jalan raya, pengendara bisa saja dalam keadaan bahaya bila terjadi laka atau salah satu cara untuk melakukan antisipasi.

"Kalau kita pakai sandal jepit itu kalau jatuh, cideranya lebih parah. Sandal jepit buat di rumah atau toilet saja. Tapi kalau pakai mobil, ya paling enak pakai sandal," ujar dia.

Anik merasa, hal tersebut seyogyanya memang demi keselamatan pengendara. Namun, dia berharap tidak diterapkan pada pengendara mobil.

Meski begitu, ia mengaku tak setuju bila larangan menggunakan sandal itu sebagai salah satu faktor petugas untuk melakukan tilang.

"Ya mosok polisi intip-intip (Masa polisi mau mengintip) sampai bawah kaki kita kalau operasi. Tapi, larangan itu jangan sampai dijadikan alasan bagi polisi untuk nilang, dikit-dikit nilang, kan bisa diingatkan saja," tutupnya.




(fat/fat)


Hide Ads