Dilarang Jual Sapi ke Luar Kota, Peternak di Gresik Menjerit

Dilarang Jual Sapi ke Luar Kota, Peternak di Gresik Menjerit

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Selasa, 14 Jun 2022 14:50 WIB
Peternak sapi Gresik
Satu,, peternak sapi asal Gresik (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Gresik -

Peternak sapi mengeluhkan kebijakan Pemkab Gresik yang melarang penjualan sapi keluar kota. Menurut beberapa peternak, kebijakan tersebut membuat mereka kebingungan ke mana akan menjual sapi.

Salah satunya, Satu, warga Bongso Wetan, Menganti, Gresik. Kepada detikJatim, Satu mengaku bahwa selama ini pelanggan yang membeli sapinya rata-rata warga Surabaya. Jika nantinya kebijakan tersebut diterapkan, ia mengaku akan kesulitan menjual sapi di Wilayah Gresik. Apalagi pria 65 tahun ini sangat berharap sapi-sapi miliknya akan habis terjual saat Hari Raya Idul Adha. Sebab, ia harus membayar utang ratusan juta di Bank.

"Kalau nggak boleh jualan keluar kota, terus sapi saya yang beli siapa. Biasanya yang beli orang Surabaya, terus kalau nggak boleh, sapi saya banyak yang nggak terjual, utang saya dibayar siapa?" kata Satu, Selasa (14/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu menambahkan, peraturan itu tentu tidak terlalu berpengaruh kepada peternak yang modalnya banyak atau tidak dari hasil hutang. Jika harus menaati peraturan tersebut, ia tak akan mampu karena utang bank yang tak akan mau mundur saat jatuh tempo.

"Iya kalau yang banyak uang, modal sendiri nggak akan dikejar-kejar utang. Kalau saya kan modalnya utang bank, kalau pas jatuh tempo ya harus bayar. Kalau nggak dibayar, jaminannya akan disita," tambah Satu.

ADVERTISEMENT

Apalagi, saat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merambah ke Gresik, 10 ekor sapi milik Satu terjangkit. Ia pun harus merelakan sapinya tersebut dibeli dengan harga yang murah, mulai dari Rp 4 Juta hingga Rp 12,5 juta. Padahal dalam sehari, ia harus mengeluarkan uang sebesar Rp 1 Juta untuk operasional. Mulai pakan sapi hingga kebersihan kandang.

"Dulu sebelum bulan puasa ada 10 ekor yang sakit. Katanya PMK, akhirnya dipotong paksa, ya sudah saya jual murah di tukang jagal. Dulu ada 86 ekor, sekarang sisa 76 ekor ini saja," keluh Satu, sembari menatap sedih puluhan sapi yang tersisa.

Meski demikian, Satu masih bersyukur lantaran 20 ekor miliknya sudah dibeli warga Surabaya. Ia juga mengatakan belum megirim sapi-sapi yang sudah terjual karena para pemilik meminta mengirim sapi-sapi tersebut H-2 hingga H-1 Hari Raya Idul Adha.

"Para pembeli biasanya minta dikirim 2 sampai 1 hari sebelum hari raya. Makanya ini semua dititipkan di sini. Karena memang nggak ada tambahan biaya perawatan atau ongkos kirim. Memang saya jualnya di kandang saya sendiri, jadi nggak ada pengeluaran tambahan seperti sewa tempat atau lainnya," tambah Satu.

Ia tidak begitu tahu tentang aturan yang dikeluarkan oleh Pemkab Gresik atau penyakit PMK. Sejak ia menjadi peternak sapi 50 tahun lalu, ia tak pernah mengalami kejadian seperti saat ini.

"Saya nggak minta apa-apa, hanya jangan persulit kami di keadaan yang sulit seperti ini," tutup Satu.




(dte/dte)


Hide Ads