Bupati Mojokerto Hadiri Sarasehan Pergunu Bersama Wakil Presiden RI

Bupati Mojokerto Hadiri Sarasehan Pergunu Bersama Wakil Presiden RI

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 04 Jun 2022 09:30 WIB
Wakil Presiden RI Maruf Amin
Foto: dok. Enggran Eko Budianto/detikcom
Kabupaten Mojokerto -

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menghadiri sarasehan dan pengukuhan pimpinan pusat Persatuan Guru NU (Pergunu) bersama Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin di Institute KH Abdul Chalim. Di acara ini, Wapres juga menyerahkan bantuan untuk program santripreneur.

Dalam kunjungannya ke Mojokerto, Wapres lebih dulu mampir ke kediaman Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, KH Asep Syaifuddin Chalim di Desa Kembangbelor, Pacet. Selanjutnya, ia menuju ke Institut KH Abdul Chalim di Desa Bendunganjati, Pacet.

Kedatangan Kiai Ma'ruf disambut Kiai Asep yang juga menjabat Ketua Umum Pergunu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Pangdam dan Kapolda Jatim, serta Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dan Wabup Mojokerto Muhammad Al Barra.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di masjid Institut KH Abdul Chalim, Kiai Ma'ruf menghadiri sarasehan dan pengukuhan pimpinan pusat Pergunu. Sarasehan yang juga dihadiri pengurus Pergunu dari 34 provinsi ini mengusung tema 'Guru Mulia Membangun Peradaban Dunia'. Wapres juga menyerahkan bantuan untuk program santripreneur dari Baznas.

"Kedudukan Pergunu begitu strategis. Karena masa depan bangsa ini ada di tangan para guru. Para guru yang menentukan seperti apa generasi yang akan datang. Andai kata generasi yang akan datang tidak baik, itu berarti ada kegagalan di tangan para guru. Tantangannya seperti itu," kata Kiai Ma'ruf dalam ceramahnya di lokasi, Jumat (3/6/2022).

ADVERTISEMENT

Dalam ceramahnya, Kiai Ma'ruf mengambil contoh Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, nabi umat Islam itu juga termasuk guru yang dididik langsung Allah SWT.

"Beliau berhasil mengubah masyarakat Arab yang jahiliyah menjadi masyarakat yang baik hanya dalam waktu 23 tahun. Tugas ulama melanjutkan tugas para nabi," terangnya.

Seperti kata orang Jawa, lanjut Kiai Ma'ruf, guru adalah digugu dan ditiru. Artinya, para guru haruslah bisa dibenarkan omongannya dan ditiru perilakunya. Menurutnya, para guru harus memberi teladan yang baik kepada murid-muridnya.

"Tugas guru itu bagaimana menjaga umat, yang kedua memberdayakan umat. Tantangan kita menjaga anak-anak agar tidak rusak, agar cara berpikirnya, perilakunya tidak menyimpang," tegasnya.

Kemajuan teknologi informasi, menurut Kiai Ma'ruf, juga menjadi tantangan berat yang dihadapi para guru masa kini. Di satu sisi, generasi bangsa, termasuk para santri harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Sehingga tidak ketinggalan zaman di era digital.

Di sisi lain, ada bahaya dari kemajuan teknologi informasi. Yaitu munculnya disinformasi atau informasi yang tidak benar atau berita bohong (hoax). Oleh sebab itu, Kiai Ma'ruf berpesan kepada para guru harus mampu mencegah berbagai dampak negatif dari disinformasi akibat kemajuan teknologi informasi.

"Yang harus kita cegah jangan sampai (hoax) digunakan untuk memengaruhi pikiran masyarakat dalam rangka penyesatan, membuat keraguan dan perpecahan. Hati-hati ini sudah mulai Pilpres, sudah mulai terjadi pelan-pelan. Ini tugas guru memberikan pengertian kepada murid-murid kita," jelasnya.

Wapres berharap, para guru saat ini mampu mencetak generasi yang kuat. Ia mewanti-wanti jangan sampai para guru justru meninggalkan generasi yang lemah di bidang akidah, pendidikan, ekonomi dan kesehatan.

"Kita harus bisa meninggalkan generasi yang kuat. Rasulullah berpesan mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah," tandasnya.




(prf/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads