Namanya Gudianto Huang. Warga Gundih, Bubutan, Surabaya. Sehari-hari pria 57 tahun ini bekerja sebagai sopir taksi. Tapi jangan meremehkan soal kedermawanannya.
Karena sifatnya ini, ia sempat menjadi perbincangan di media sosial. Ini karena layanan taksinya menyediakan camilan hingga obat-obatan gratis untuk penumpangnya. Tidak percaya? Mari simak kisahnya.
Gudi, sapaan akrabnya mulai menyediakan camilan dan obat-obatan gratis sejak tahun 2018. Saat pandemi COVID mulai melanda awal 2020, Gudi juga menyediakan masker, hand sanitizer kepada penumpang secara gratis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan Gudi sederhana, agar penumpangnya merasa nyaman dan aman saat naik taksinya. Sebab, menurutnya terkadang tak semua penumpang bisa nyaman saat naik mobil taksi.
Ada yang mual, sakit, hingga haus di tengah perjalanan. Untuk itu, ia menyediakan camilan, minuman hingga obat-obatan. Dan semua semua itu dibeli menggunakan uang pribadinya sendiri.
"Kan ada orang yang sakit, kita antisipasi, kita sediakan ke penumpang. Semua makan ada, obat-obatan, minuman. Keperluan sehari-hari. Gratis semua. Semuanya saya sediakan sendiri, kita berbagi kasih kepada semua orang. Berbagi itu indah, tidak liat siapa orangnya," kata Gudi kepada detikJatim, Jumat (27/5/2022).
Layanan ini ternyata mendapat sambutan positif dari penumpangnya. Sebagian ada yang mengabadikan pengalamannya itu melalui ponselnya dan menjadi viral.
Nah, sejak viral ini, Gudi memetik sisi positifnya. Taksinya selalu kebanjiran penumpang, orderan meningkat 100 persen. Mereka berebut ingin diantar dan dijemput taksi Gudi.
Dalam sehari, ia bisa mengumpulkan uang Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta per hari. Padahal sebelum ia menyediakan camilan dan obat-obatan, ia hanya mampu meraup hasil sekitar Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu.
![]() |
Sebagian besar, para penumpang memesan langsung melalui nomor telepon Gudi. Ia sendiri mulai menarik taksi sejak pukul 07.00 WIB hingga 22.00 WIB. Sedangkan hari Minggu, ia memilih libur agar bisa berkumpul dengan keluarga.
"Pengaruh di penumpang, semenjak itu banyak yang telepon, minta antar jemput, orderan banyak. Orderan bisa naik 100 persen. Biasanya Rp 400-500 ribu, sekarang bisa Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta per harinya," beber Gudi.
Gudi menyebut kebanyakan pemesanan biasanya melalui aplikasi percakapan atau telepon. Setiap jam, bahkan 5 menit sekali pasti mendapat orderan secara pribadi.
Bahkan, tak sedikit penumpang yang berbaik hati memberi uang lebih kepada Gudi. Tak hanya itu, apresiasi juga kerap datang dari sejumlah perusahaan obat hingga minuman. Mereka juga berlomba-lomba mengirimkan produknya untuk ditaruh di mobil taksinya.
"Iya, banyak apresiasi dari perusahaan-perusahaan. Kemarin dapat kiriman air mineral botol sebanyak 8 dus dan 2 galon besar," tutur Gudi.
Camilan dan obat-obatan gratis yang disediakan Gudi rupanya bukan untuk penumpang saja. Namun, ia juga membagikannya kepada rekan-rekannya sesama sopir taksi hingga warga yang butuh.
Pelayanan Gudi kepada penumpang juga patut diacungi jempol. Buktinya, ia selalu membukakan pintu saat penumpang akan masuk atau turun layaknya majikan. Tak lupa, ia selalu mengucapkan terima kasih.
Menurut Gudi, apa yang dilakukannya adalah layanan terbaik kepada penumpang dengan sepenuh hati. Ia bertekad akan melakukan perbaikan dan penambahan yang dibutuhkan penumpang.
"Ada yang perlu apa, kita tambah. Melayani sepenuh hati dengan kasih. Ke depannya saya ingin lebih baik lagi ke semua penumpang," tandas Gudi.
(abq/iwd)