Simak Status Gunung Api Jawa Timur, Semeru Siaga hingga Bromo Waspada

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kembali membuka wisata Gunung Bromo. Sebelumnya, Gunung Bromo ditutup 11 hari selama masa libur Lebaran. — Gunung Bromo (Foto: M Rofiq/detikJatim)

Surabaya -

Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran sekitar pukul 01.59 WIB. Jarak luncur awan panas itu mencapai 2.500 meter atau 2,5 Km. Lalu bagaimana kondisi gunung api yang tersebar di Jawa Timur?

Indonesia dikenal sebagai negara dengan gunung api terbanyak di dunia. Gunung api yang masih aktif ini juga tersebar di sejumlah wilayah Jawa Timur.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk senantiasa update informasi soal status gunung berapi. Diketahui, ada empat level status gunung berapi. Yakni dari yang paling rendah level I (normal), level II (waspada), level III (siaga) dan level IV (awas).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data status gunung berapi ini dihimpun detikJatim, tidak ada gunung berapi masuk level IV atau awas. Namun, ada satu gunung yang masuk level III atau siaga yakni Gunung Semeru di Lumajang.

Dalam level siaga, gunung berapi menunjukkan peningkatan aktivitas seismik yang intensif, perubahan secara visual, atau aktivitas kawah. Selain itu, aktivitas gunung juga dapat berlanjut ke letusan.

Diketahui, aktivitas di Gunung Semeru memang sempat mengalami kenaikan. Semeru juga telah mengeluarkan awan panas guguran (APG) beberapa waktu lalu.

Sementara gunung yang masuk level II atau waspada yakni Gunung Bromo. Dalam level II, gunung berapi sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan aktivitas.

Mulai dari aktivitas seismik, vulkanik, dan kenaikan aktivitas di atas normal. Perubahan ini karena aktivitas magma, tektonik, dan hidrotermal.

Gunung Bromo terletak di empat kabupaten yakni Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang. Gunung yang dikenal dengan keindahan panoramanya ini memang mengalami peningkatan aktivitas. Namun saat ini, Gunung Bromo masih dibuka untuk wisatawan.

Lalu, di Jatim ada beberapa gunung yang masuk level I atau normal. Artinya, tidak ada perubahan aktivitas secara visual, seismik, dan kejadian vulkanik lainnya. Selain itu, gunung berapi masih dikatakan aman dan tidak meletus hingga waktu tertentu.