Perempuan Lulusan SMA Jadi Tokoh Inspiratif Pendidikan di Mojokerto

Perempuan Lulusan SMA Jadi Tokoh Inspiratif Pendidikan di Mojokerto

Erika Dyah Fitriani - detikJatim
Selasa, 17 Mei 2022 16:06 WIB
Pemkot Mojokerto
Foto: dok. Pemkot Mojokerto
Jakarta -

Kisah hebat perempuan asal Kota Mojokerto, Pitra Candra Kartika menjadi inspirasi dan contoh tentang dedikasi seorang ibu yang berdampak bagi keluarga dan masyarakat luas. Kiprahnya bahkan membuat perempuan ini mendapat penghargaan nasional pada Hari Kartini lalu.

Pitra yang merupakan warga jalan Brawijaya, Mentikan, Kota Mojokerto, ini baru saja menerima penghargaan Perempuan Berjasa dan Berprestasi dari istri presiden dan wakil presiden, Iriana Joko Widodo dan Wury Ma'ruf Amin. Meski hanya seorang lulusan SMA, ia menaruh perhatian pada pendidikan hingga mendapat penghargaan tersebut.

Pitra begitu menaruh perhatian terhadap pendidikan sang anak. Menurutnya, pendidikan terbaik bagi anak bukan sekadar diwujudkan dengan memilih sekolah bertitel favorit. Tetapi yang terpenting adalah nilai-nilai budi pekerti yang diajarkan oleh orang tua di keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagai ibu, saya ingin yang terbaik untuk anak saya. Karena anak sebagai generasi penerus, yang diharapkan tidak hanya memberi manfaat bagi keluarga tetapi juga masyarakat," ungkap Pitra dalam keterangan tertulis, Selasa (17/5/2022).

Tak hanya memperhatikan pendidikan sang anak, ia juga menularkan perhatian tersebut kepada masyarakat di sekitarnya. Di rumah sederhananya, ia membuka les bagi anak-anak, baik untuk pelajaran sekolah maupun mengaji.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Pitra juga mendirikan 'Sekolah Unik' yang menjadi wadah bagi ibu-ibu di sekitarnya untuk belajar berbagai skill dan keterampilan, mulai dari mengaji, menjahit, membuat kue, beternak ikan, dan lain-lain. Kegiatan tersebut diadakan rutin sepekan sekali di hari Jumat.

Ia mengungkap penamaan tersebut dipilih lantaran sistem pembelajaran yang unik dengan mengusung istilah 'semua guru, semua murid'.

"Jadi gurunya diambil dari muridnya. Kita saling bertukar pengetahuan. Untuk pelajaran menjahit kali ini dia menjadi murid, tapi berikutnya saat belajar membuat kue, dia jadi guru," jelasnya.

Baca Selengkapnya

Lebih lanjut, ibu rumah tangga berusia 50 tahun ini memang dikenal aktif di berbagai kegiatan masyarakat. Terkait program Pemkot Mojokerto, ia aktif menjadi kader motivator serta ketua RW di lingkungan tempat tinggalnya.

"Jadi ibu rumah tangga bukan perkara mudah. Ia tidak sekadar tinggal di rumah, melakukan pekerjaan domestik. Tapi juga bersosialisasi dengan masyarakat dan berusaha untuk menebar manfaat sebanyak-banyaknya," tegas Pitra.

Pitra juga diketahui aktif berpartisipasi dalam pergerakan akar rumput melalui JPPRI (Jaringan Perempuan Pekerja Rumahan Indonesia). Organisasi kepanjangan tangan ILO (International Layout Organization-organisasi buruh internasional di bawah PBB) ini merupakan wadah bagi para pekerja perempuan rumahan untuk memperjuangkan haknya sebagaimana pekerja pada umumnya. Ia menjabat sebagai Ketua JPPRI (Jaringan Perempuan Pekerja Rumahan Indonesia) Mojokerto, wakil ketua pada tingkat Jawa Timur, serta sekretaris di tingkat Nasional.

Meski memiliki berbagai tanggung jawab di masyarakat, Pitra mengaku tak lantas menomorduakan keluarga.

"Kuncinya memang di komunikasi. Saya dan suami sudah komitmen sejak awal. Saya tidak bekerja, tapi aktif di masyarakat. Jadi tantangannya mengatur keuangan dan manajemen waktu," tuturnya.

Menurutnya, berapa pun penghasilan sang suami yang sehari-hari bekerja sebagai guru di sebuah sekolah dasar harus dikelola agar cukup. Tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari, melainkan juga ditabung.

Selain itu, ia pun mengatur pembagian waktu dengan selalu berusaha menerapkan disiplin waktu di keluarganya. Malam hari sejak memasuki Magrib menjadi waktu keluarga bagi dirinya dan keluarga.

"Kami biasakan salat berjamaah, kemudian disempatkan waktu berbincang. Membahas berbagai hal dengan seluruh anggota keluarga," ujar Pitra.

Lebih lanjut, ibu satu putra ini menilai dalam sebuah keluarga, nilai-nilai agama serta pemahaman terhadap masing-masing hak dan kewajiban anggota keluarga menjadi landasan penting dalam membangun keluarga.

"Fondasi agama ini penting, karena ketika kita dihadapkan berbagai perubahan, patokannya ya ajaran agama. Kemudian, ketika orang tua dan anak paham hak dan kewajiban, orang tua bertanggung jawab atas anak. Anak tetap hormat, patuh, tapi suara mereka juga didengar, tidak merasa terbebani," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Dari Modal Usaha Hidupkan Pendidikan Anak Bangsa"
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)


Hide Ads