Penganut aliran sesat di Pasuruan menegaskan ajaran yang dianutnya hanya bersumber pada Al-Qur'an. Kelompok ini tidak mempercayai semua hadis.
Hal itu diungkapkan Febridijanto (28), juru bicara kelompok yang disebut sesat ini. Febri berbicara didampingi ayahnya, Mahfudijanto serta empat anggota kelompok di suatu tempat di wilayah Desa Sengonagung, Kecamatan Purwosari, setelah pergi meninggalkan bangunan bekas warung di Desa Cobanblimbing, Kecamatan Wonorejo.
"Terkait hadis, kami meragukan itu dari rasul. Kami sama-sama mengikuti Al-Qur'an," kata Febri kepada detikJatim, Minggu (15/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Aliran Sesat Muncul di Pasuruan |
"Kami sama sekali tidak mengajarkan sesuatu di luar Al-Qur'an. Kalau di luar Al-Qur'an kami tidak bisa mempertanggung jawabkan," jelas Febri.
Seperti diketahui sekelompok orang diduga menganut ajaran menyimpang melakukan aktivitas di sebuah warung Desa/Kecamatan Purwosari sejak dua bulan lalu. Beberapa hari terakhir mereka pindah ke bangunan bekas warung di Desa Cobanblimbing, Kecamatan Wonorejo.
Keberadaan kelompok ini dideteksi oleh MUI dan dilaporkan ke pihak kecamatan. Pihak muspika dan MUI kemudian mendatangi lokasi pada Jumat (13/5) untuk melakukan klarifikasi.
Hasil klarifikasi itu menyebutkan kelompok berjumlah 6 orang, terdiri dari 4 laki-laki dan 2 perempuan. 4 orang merupakan warga Kecamatan Wonorejo dan 2 orang warga Kecamatan Purwosari.
Kelompok ini disebut mengklaim langsung berkomunikasi dengan Allah. Mereka dikatakan tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai rasul, dan tidak mau mengucapkan dua kalimat sahadat.
Mereka disebut mengakui Al-Quran terjemahan namun tidak mengakui hadist. Mereka juga tidak mengakui rukun Islam.
(iwd/iwd)