Penganut Diduga Aliran Sesat di Pasuruan Akhirnya Buka Suara

Penganut Diduga Aliran Sesat di Pasuruan Akhirnya Buka Suara

Muhajir Arifin - detikJatim
Minggu, 15 Mei 2022 20:40 WIB
aliran sesat di pasuruan
Mahfudijanto dan anaknya, Febridijanto (Foto: Muhajir Arifin)
Pasuruan -

Kelompok yang diduga penganut ajaran menyimpang dari Islam akhirnya bersuara. Mereka menanggapi pemberitaan yang ramai beredar.

Kelompok ini bersedia menemui detikJatim di sebuah tempat di wilayah Desa Sengonagung, Purwosari, setelah pergi meninggalkan bangunan bekas warung di Desa Cobanblimbing, Wonorejo.

Mahfudijanto (59), tetua kelompok ini mengatakan kelompoknya tidak mengingkari Al-Qur'an asli dalam bahasa Arab. Namun mereka mengakui hanya belajar dari terjemahannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama ini kami mengambil tuntunan dari Al-Qur'an dalam beribadah. Kami langsung ambil dari Al-Qur'an terjemahan, tidak perlu guru," kata Mahfud kepada detikJatim, Minggu (15/5/2022).

Febridijanto (28), juru bicara kelompok ini yang juga putra Mahfud menjelaskan lebih detil. Bahwa dalam beragama mereka langsung dibimbing Allah.

ADVERTISEMENT

"Memang benar, guru kami langsung dari Allah. Karena dalam Surat Ar-Rohman ayat dua, itu sudah jelas bahwa Allah lah yang mengajarkan Qur'an," kata Febri.

Febri juga menyitir Surat Al-Baqarah untuk menguatkan pendapatnya. "Terus yang kedua Al-Baqarah ayat 32 dan 33, ketika Adam diciptakan, Allah mengajarkan kepada Adam menyebutkan nama-nama. Di situ jelas bahwa Allah yang mengajarkan pada setiap manusia. Dan malaikat pun berkata, tidak ada yang kami ketahui kecuali apa yang Engkau ajarkan," ungkapnya. "Maka jelas yang mengajari semua manusia itu Allah."

Febri menolak dianggap mengingkari kerasulan Nabi Muhammad. "Kami mengakui Nabi Muhammad sebagai Rasul karena kami mengikuti Al-Qur'an. Kalau kita nggak percaya Muhammad itu pembawa Al-Qur'an, nggak mungkin kita mengikuti Al-Qur'an," jelasnya.

Seperti diketahui sekelompok orang diduga menganut ajaran menyimpang atau aliran sesat melakukan aktivitas di sebuah warung Desa/Kecamatan Purwosari sejak dua bulan lalu. Beberapa hari terakhir mereka pindah ke bangunan bekas warung di Desa Cobanblimbing, Kecamatan Wonorejo.

Keberadaan kelompok ini dideteksi oleh MUI dan dilaporkan ke pihak kecamatan. Pihak muspika dan MUI kemudian mendatangi lokasi pada Jumat (13/5) untuk melakukan klarifikasi.

Hasil klarifikasi itu menyebutkan kelompok berjumlah 6 orang, terdiri dari 4 laki-laki dan 2 perempuan. 4 orang merupakan warga Kecamatan Wonorejo dan 2 orang warga Kecamatan Purwosari.

Kelompok ini disebut tidak memakai guru dan mengklaim langsung berkomunikasi dengan Allah. Mereka dikatakan tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai rasul, dan tidak mau mengucapkan dua kalimat sahadat.

Mereka disebut mengakui Al-Quran terjemahan namun tidak mengakui hadist. Mereka juga tidak mengakui rukun Islam dan iman.




(iwd/iwd)


Hide Ads